
RADARSEMARANG.ID, Magelang – Perhelatan Borobudur Marathon 2021 Powered By Bank Jateng mengusung tema “Symphony of Energy”. Tema ini menggambarkan kesatuan energi yang membangkitkan para pelari dan Magelang.
Borobudur Marathon digelar selama dua hari, 27-28 November dengan menghadirkan tiga lomba. Meliputi, Borobudur Marathon Elite Race, Bank Jateng Tilik Candi, dan Borobudur Marathon Virtual Challenge (BMVC). Pada pilihan tantangan virtual sendiri, Borobudur Marathon menggaet 8.008 pelari dari seluruh Indonesia dengan kategori 42k, 21k, dan 10k.

Seluruh rangkaian kegiatan Borobudur Marathon dilaksanakan dengan protokol kesehatan (prokes) sangat ketat. Namun demikian, tetap menyesuaikan kebutuhan para pelari dan situasi terkini.
Hal menarik menjelang h-1 Borobudur Marathon, sebuah buku berjudul “Borobudur Marathon Mewarnai Zaman” diluncurkan oleh Sutta Dharmasaputra. Buku tersebut merupakan karya Lilik Oetama, Budiman Tanuredjo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno, dan Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An. Peluncuran buku ini sekaligus penanda dibukanya Borobudur Marathon.

“Kita harus berinovasi, dan tidak boleh kalah dari pandemi,” ujar Sutta saat jumpa pers di Grand Artos Hotel and Convention, Jumat, (26/11/2021).
Ia mengibaratkan, penyelenggaraan event di tengah pandemi adalah seperti pelari. Seorang pelari selalu bergerak untuk mencapai finish. “Semangat itu pula yang ingin kita munculkan, meski menghadapi pandemi sedemikian berat, tapi Borobudur Marathon tetep kita jalankan,” ucapnya.
Buku tersebut merangkum momen-momen berharga dalam Borobudur Marathon. Mulai dari persiapan panitia, semangat para pelari, sampai dengan sambutan hangat warga sekitar. Borobudur Marathon juga tidak hanya sebagai ajang lari saja, namun juga menyampaikan pesan-pesan “kemenangan”.
“Maka dalam buku ini, kerja-kerja banyak pihak didokumentasikan, agar bisa mewarnai sejarah bangsa ini dan menunjukkan bangsa ini pernah melakukan karya-karya besar, tradisi-tradisi besar, menggunakan kekuatan manusia untuk berlari menghadapi pandemi yang sulit dan berhasil, dan menggerakkan kekuatan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengakui bahwa kegiatan Borobudur Marathon ini secara tidak langsung mendukung UMKM Magelang. Salah satunya melalui program Pawone yang digulirkan bersama Bank Jateng. Pada pelaksanaan acara, peserta dapat menikmati sajian khas Magelang dari UMKM yang tergabung di Pawone Borobudur Marathon.
“Momen Borobudur Marathon ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap perekonomian Magelang dengan meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM,” tambah Supriyatno.
Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An melanjutkan, sejak kali pertama digelar pada tahun 2017, pihaknya berupaya secara konsisten menghadirkan keseruan setiap tahunnya. Tahun ini, ia membuka kategori Bank Jateng Tilik Candi. Kategori ini diminati sekitar 1.300 pendaftar. Namun, hanya 128 pelari bisa mendapat kesempatan untuk menjajal rute lari Borobudur Marathon. Alasannya karena disesuaikan dengan kondisi pandemi.
“Hal tersebut turut menjadi angin segar bagi penyelenggaraan offline race di Indonesia dan diharapkan menjadi gerbang yang terbuka kembali untuk penyelenggaraan offline race Borobudur Marathon ke depannya,” ujarnya. (put/web/bas)