RADARSEMARANG.ID, Purworejo– Tim pembebasan lahan untuk pembangunan Waduk Bener, di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo baru berhasil membebaskan lahan sebanyak 1.635 bidang atau 44 persen, sementara targetnya adalah sebanyak 4.264 bidang.
Kepala BPN Purworejo, Andri Kristanto, SKom. MT mengungkapkan, lahan seluas itu sudah termasuk 617 bidang/ lahan pertambangan batu andesit (lahan quarry)
“Dari lahan 1.635 bidang atau 44 persen yang telah dibebaskan, semua pemiliknya telah menerima ganti untung sesuai dengan prosedur. Sedang sisanya adalah para pemilik lahan quarry yang belum bisa memperoleh ganti untung karena baru sampai pada tahap mengumpulkan berkas. Yaitu sebanyak 345 bidang,” ungkap Andri Kristanto, di ruang kerjanya, Kamis (30/9/2021).
Terkait masih adanya warga yang menolak Pembangunan Waduk Bener, Kepala BPN Purworejo menyebut, hal itu karena ada provokasi pihak luar. Dicontohkan, di wilayah Desa Wadas Kecamatan Bener hingga sekarang masih ada gerakan provokasi dan intimidasi yang dilakukan oleh warga dari luar wilayah.
Menyinggung upaya yang dilakukan Pemerintah agar kasus di Desa Wadas tidak berlarut-larut, Andri mengatakan, perlu diterapkan strategi sesuai amanah undang-undang yang berlaku.
“Saat ini masih dikoordinasikan di tingkat Pemerintah Provinsi. Rencananya akan membentuk tim formal dan informal, guna memfasilitasi komunikasi dengan pihak yang masih menolak waduk,” katanya.
Apalagi, tambah Andri, sesuai UU No 7 Tahun 2012, tim tersebut sudah sesuai dengan amanah UU Pembentukan Tim Penanganan Konflik Sosial.
“Tim ini yang nanti akan turun ke lapangan. Tugasnya yaitu untuk melakukan pendekatan, agar warga bersedia merelakan tanahnya demi pembangunan Proyek Strategis Nasional Waduk Bener,” jelasnya.
Karena menurut Andri Kristanto, waduk tersebut memiliki manfaat yang sangat besar bagi warga Kabupaten Purworejo dan sekitarnya.“Waduk ini akan mampu melayani area irigasi seluas 15.519 hektar,” tandasnya.
“Waduk Bener juga akan difungsikan sebagai PLTA untuk mensuplai energi listrik sebesar 10 MW, untuk wisata, area perikanan, dan konservasi DAS Bogowonto bagian hulu,” pungkas Andri Kristanto. (sls/bas)