
RADARSEMARANG.ID – Al Baqoroh artinya adalah sapi betina. Surat Al Baqoroh tergolong surah Madaniyyah ( surah yang turun di Madinah ) kecuali ayat 281 yang turun di Mina pada waktu haji wada` ( haji pamitan/penutupan ) dan merupakan ayat terakhir yang di turunkan dari langit.
Surat Al Baqoroh terdiri atas 286 ayat, 3.100 kalimat dan 25.500 huruf dan surat ini merupakan surat yang pertama kali turun di Madinah.

Surah ini juga di namakan فُسْطاطُ القُرْآن (fusthaath Alquran : pusat Alquran). Dinamakan demikian karena keagungan dan kebesarannya, serta banyaknya hukum – hukum dan nasihat – nasihat yang terkandung di dalamnya. Demikianlah yang di terangkan oleh Khalid bin Ma`dan.
Sebab dinamakan surah Al Baqoroh dan keutamaannya Surah ini dinamakan “Surah Al Baqoroh“ karena di dalamnya terdapat kisah baqoroh (sapi betina), yang Allah perintahkan kepada bani Isra`il untuk menyembelihnya guna mengungkap tabir siapa sebenarnya pembunuh seseorang di antara mereka, dengan cara memukul orang mati itu dengan salah satu organ sapi tersebut sehingga dia hidup lagi dengan izin Allah SWT, lalu memberi tahu mereka tentang jati diri si pembunuh.

Kisah tersebut dimulai dari ayat 67 surat Al Baqoroh. Keutamaan surat ini sangat besar dan pahala (membaca) – nya pun sangat agung. Umar RA mempelajari fiqih dan hal – hal yang terkandung di dalam surah ini selama dua belas tahun. Sementara putranya yaitu Abdullah bin Umar, selama delapan tahun.
Banyak hadis dan Atsar yang menjelaskan tentang keutamaan surah Al Baqoroh, antara lain: “Bacalah oleh kalian surah Al Baqoroh, karena sesungguhnya mengambilnya adalah keberkahan, meninggalkannya adalah penyesalan, dan Al Bathalah ( البَطَلَة ) tidak akan mampu (menembus) nya” (HR. Muslim).
Muawiyah berkata : “Al Bathalah adalah tukang sihir”. “Jangan jadikan rumah – rumah kalian kuburan. Sesungguhnya setan akan melarikan diri dari rumah yang di dalamnya di bacakan Surah Al Baqoroh “ (HR. Muslim dan At – Tirmidzi).
Dalam shohih Al Busti di riwayatkan dari Sahl bin Sa`d, dia berkata:” Rasulullah SAW bersabda :” Segala sesuatu itu mempunyai sanam (punuk atau bagian yang menonjol) dan sanam dalam Alquran ialah surah Al Baqoroh. Barang siapa yang membacanya di rumahnya pada malam hari, maka setan tidak akan masuk ke dalam rumahnya selama tiga malam. Barang siapa yang membacanya siang hari, maka setan tidak akan masuk ke dalam rumahnya selama tiga hari”.
Ad Darimi meriwayatkan dalam musnadnya dari Asy Sya`bi, dia berkata : Abdullah berkata, “ Barang siapa yang membaca sepuluh ayat dari surah Al Baqoroh pada malam hari, maka rumah itu tidak akan di masuki setan pada malam itu sampai pagi harinya, yaitu empat awal surat Al Baqoroh, ayat kursi, dua ayat setelah ayat kursi, dan tiga ayat akhir surah Al Baqoroh yang awalnya لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ”.
Diriwayatkan juga dari Asy Sya`bi, dari Abdullah :” Setan tidak akan dapat mendekatinya dan keluarganya pada hari itu, juga tidak akan dapat mendekatinya sesuatu yang tidak di sukainya. Jika sepuluh ayat itu di bacakan kepada orang yang gila, maka ia akan sembuh”.
Isa bin Iskhaq berkata: “ Barang siapa yang membaca sepuluh ayat dari Al Baqoroh, maka dia tidak akan lupa terhadap apa yang telah di hafalnya “.
Baca juga:
1. Firman Allah: Alif Laam Miim
Alif Laam Miim adalah awal surah Al Baqoroh yang termasuk surah – surah yang di awali dengan huruf yang terpotong – potong ( الْمُقَطَعَة حروف ). Khuruful Muqotto`ah yang diturunkan di beberapa permulaan surah berjumlah 14 huruf (separo dari huruf – huruf hijaiyyah ) dan terdapat di 29 surah, yaitu yang di mulai dengan alif dan lam sebanyak 13 surah, yang di awali dengan huruf kha` dan mim 7 surah, dengan huruf tho` 4 surah, dengan huruf kaf 1 surah , dengan huruf ba` 1 surah, dengan huruf shod 1 surah, dengan huruf qhof 1 surah, dan dengan huruf nuun 1 surah. Para Ulama` ahli Tafsir berbeda pendapat tentang huruf – huruf hijaiyyah yang terdapat di awal surah. Kesimpulannya bahwa pendapat Ulama` tentang masalah ini terbagi dua : Pertama, huruf – huruf itu termasuk di antara hal – hal yang hanya Allah yang mengetahuinya dan tidak boleh di tafsirkan. Kedua, huruf – huruf itu termasuk boleh ditafsirkan, akan tetapi mereka berbeda – beda dalam menafsirkannya, diantaranya bahwa huruf – huruf ini adalah nama – nama surah, di antaranya lagi bahwa huruf – huruf ini adalah nama – nama Allah Azza wa jalla. Ar Razi menyebutkan lebih dari dua puluh pendapat tentang tafsir huruf – huruf di awal surah.
2. Dżālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn
“Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (ذلك) kata dzaa adalah isim isyarah mabni rafa` yang berkedudukan sebagai mubtada` dan ( الكتاب ) sebagai khobarnya. Penggunaan kata petunjuk jauh ( ذلك ) untuk menunjuk benda yang dekat berfungsi untuk mengingatkan ( tambih ) tentang ketinggian statusnya atau kedudukannya yang agung ( للتعظيم).
Maka seluruh Ulama ahli Tafsir, berkata “ bahwa ta`wil Firman Allah Ta`alaa ( ذلك الكتاب ) adalah ( هذاالكتاب ) kitab ini . ( لاريب فيه ), kata لا adalah nafiyah lil jinsi. ( ريب ) adalah isimnya yang harus di baca mansub.
( فيه ) ta`aluk dengan khobar yang di buang, taqdirnya : ( لاريب كائن فيه ). ( هدى) berkedudukan marfu` sebagai khobar mubtada` muqoddar, taqdirnya ( هوهدى ) . ( هدى للمتقين ) adalah majaz mursal ( من اطلاق السبب وارادة المسبب )
Allah menyandarkan hidayah kepada Alquran karena Dia adalah penyebab datangnya hidayah, sedangkan pemberi hidayah sebenarnya adalah Allah SWT. Tafsir dan Penjelasan Ayat Allah SWT menyifati Alquran yang tinggi statusnya dan agung kedudukannya dengan tiga sifat.
Pertama, bahwa Alquran adalah kitab yang sempurna dalam seluruh isi yang di kandungnya, berupa makna – makna, kisah – kisah, ibrah (pelajaran) dan tasyri` yang tidak bisa di batalkan.
Kedua, tidak ada keraguan bahwa Alquran benar – benar dari Allah SWT, bagi orang yang meneliti secara cermat dan memperhatikan dengan sungguh – sungguh.
Ketiga, bahwa Alquran adalah sumber hidayah dan petunjuk bagi orang – orang beriman yang bertaqwa, yaitu orang – orang yang menjalankan perintah – perintahnya dan menjauhi larangan – larangan-Nya dan mereka inilah yang bisa mengambil manfaat darinya (Alquran).
3. Firman Allah: Allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.
( قوله ( الذين fi makhalli jarrin ( menempati posisi jar ) sebagai adjectif dari kalimah sebelumnya atau bisa menjadi badal yaitu ( للمتقين ).
( قوله . ( يؤمنون . artinya يصدّقون (membenarkan). (قوله ( بالغيب . dalam kalam arab, al ghoib adalah: segala sesuatu yang tidak nampak, ( كل ماغاب عنك ) yang di maksud ( الغيب ) menurut ahli Tafsir ialah “ Semua yang diberitahukan oleh Rasulullah SAW yang di luar kemampuan akal, seperti tanda – tanda hari kiamat, azab kubur, padang mahsyar, kebangkitan, jembatan ( الصراط ), timbangan, surga dan neraka”. Diantara tanda – tanda muttaqin ialah mereka tidak terpaku hanya kepada hal – hal materi atau indrawi yang di pahami akal secara mudah, tetapi mereka juga mempercayai dan membenarkan hal – hal yang bersifat ghoib, seperti yang tersebut di atas.
( يقُِيْمُوْنَ الصَّلٰوة ) artinya يديمون (melanggengkannya) arti ini pernah di isyaratkan oleh Umar RA dengan perkataanya :” Barang siapa yang memelihara dan menjaga Salat maka dia telah memelihara agamanya. Barangsiapa yang menyia – nyiakan Salat maka terhadap yang lainnya ia akan lebih menyia – nyiakannya”. Dan yang di maksud shalat di sini ialah
Salat wajib mapun salat sunah, sebab lafalnya bersifat umum. Salat tidak sah kecuali dengan memenuhi syarat – syaratnya dan menjalankan semua rukun – rukunnya. Syarat- syarat salat ada empat yaitu suci dari hadats baik kecil maupun besar, menutup aurat, masuk waktu salat dan menghadap kiblat. Dan rukun sholat ada tujuh belas, di antaranya ialah : niat, takbirotul ikhrom, membaca surat al Fatikhah yang berjumlah tujuh ayat yang di mulai dari basmalah ( بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ).
Ayat ini menjelaskan sifat – sifat orang yang bertaqwa yaitu selalu percaya dan membenarkan halhal yang bersifat ghoib (samar atau tersembunyi) yang di khobarkan oleh Rasulullah SAW, meskipun akal tidak mampu untuk berpikir tentangnya. Dan selalu menunaikan sholat secara langgeng dengan menyempurnakan beberapa persyaratan dan menjalankan semua rukun – rukunnya secara khudur, khudu`, khusyu` dan ikhlas karena Allah semata.
( قوله ( وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ . Huruf من artinya sebagian ( tab`idz ), الرزق adalah bentuk masdar dari رَزَقَ يَرْزُقُ رِزْقًا . Bentuk plural الرزق Adalah. الرزق . ارزاق makna lughoh adalah العطاء (pemberian). Pengertian riski menurut jumhur ialah sesuatu yang dapat di manfaatkan, baik halal maupun haram ( اوحراما ماصح به الانتفاء حلالا كان ).
( قوله ( يُنْفِقُوْنَ artinya adalah يخرجون ( mengeluarkan ). Para ulama berbeda pendapat
tentang maksud infaq di dalam ayat ini. Ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah
zakat wajib. Ini di riwayatkan dari Ibnu Abbas, sedangkan riwayat dari Ibnu Mas`ud ialah nafkah suami kepada istri, dan masih banyak pendapat yang lainnya. Namun Ibnu Jarir memilih pendapat yang menyatakan bahwa ayat ini berlaku umum mencakup zakat dan nafkah, yaitu tanpa membedakan antara nafkah kepada kerabat dengan nafkah kepada yang lainnya, juga tanpa membedakan antara sedekah wajib dengan sedekah sunah. Inilah pendapat yang benar.
4. Wallażīna yu`minụna bimā unzila ilaika wa mā unzila ming qablik, wa bilākhirati hum yụqinụn
“dan mereka yang beriman kepada (Alquran) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.” ( قوله وَالَّذِيْنَ ) adalah mahal jar karena berada di posisi athaf. Yang di maksud dengan apa yang di turunkan kepadamu ( Nabi SAW ) adalah Alquran. Sedangkan yang di maksud apa yang di turunkan sebelumnya ( ومآانزل من قبلك ) adalah kitab – kitab dan sukhuf – sukhuf terdahulu.
Dalam sebuah riwayat, Abu Dzar RA berkata :” Aku pernah bertanya, “ Wahai Rosulullah SAW, berapa buah kitab yang telah di turunkan Allah ? Beliau menjawab, seratus empat buah kitab. Allah menurunkan kepada Syits lima puluh buah shohifah, kepada Akhnukh tiga puluh buah shahifah dan kepada Ibrahim sepuluh buah shahifah. Allah yang menurunkan kepada Musa sebelum Taurat sepuluh buah shahifah. Lalu Allah menurunkan Taurat, Injil, Zabur dan Al Furqon ( Alquran )”. ( HR. Husain Al Juri dan Abu Hatim Al Busti )
Akhnukh adalah Nabi Allah Idris AS. Dia adalah seorang hamba yang banyak beribadah dan selalu mengingat Allah. ( كمايقولون ) seperti banyak orang mengatakan : “Dia adalah seorang penjahit, apabila lupa mengingat Allah saat sedang menjahit, maka dia pasti melepaskan kembali apa yang sudah di jahitnya. Dia juga orang yang pertama kali menulis
dengan menggunakan pena ( قلم ), menulis di lembaran dan membuat teori ilmu nujum ( astronomi ) dan ilmu hisab ( ilmu hitung ). Dan dia pula orang pertama yang menjahit pakaian dan memakai pakaian berjahit”.
Kaifiah atau cara mengimani kitab – kitab yang turun sebelum Nabi Muhammad yaitu , Pertama mengimani atau membenarkan bahwa seluruh kitab – kitab itu turun dari sisi Allah SWT. Kedua, mengimani atau mempercayai apa yang tidak di nasakh ( di hapus atau
diganti ) dari isi kitab – kitab itu.
Firman Allah: Wa bil-ākhirati hum yụqinụn. Kata الْاٰخِرَةِ adalah ta`nist dari kata الاخر seperti kata الدنيا adalah ta`nist dari kata الأدنى . Mendahulukan al majrur yang merupakan obyek dalam ma`na ( به فى المعنى مفعول ) karena di anggap penting ( للاهتمام ).
( اليقين ) Yakin ialah kepercayaan yang tidak mengandung keraguan. Tafsir dan makna ayat adalah : Beriman adanya kehidupan akhirat dan apa yang terkandung di dalamnya seperti hari qiyamat, kebangkitan setelah mati, hisab ( perhitungan amal ), mizan ( timbangan amal manusia ), surga, neraka, dan sebagainya.
5. Ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā`ika humul-mufliḥụn
“Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung”. Ini adalah bentuk kalam ungkapan yang menerangkan kondisi atau keadaan yang ada di dalam kalam – kalam sebelumnya.
( كانه قيل : كيف ) seolah – olah di katakan dan ditanyakan :” Bagaimana kondisi orang – orang yang memadukan antara ketaqwaan dan iman terhadap perkara ghoib, menjalankan beberapa kewajiban serta beriman kepada apa yang di turunkan kepada Rasulullah SAW dan apa yang di turunkan kepada Nabi – Nabi yang sebelum beliau”.
( فقيل ) lalu di katakan : Ulā`ika ‘alā hudam mir rabbihim, maksudnya “Mereka berada di atas cahaya dari Rabb-nya, hidayah, istiqomah dan kebenaran berkat petunjuk dan bimbingan dari Allah pada mereka”.
wa ulā`ika humul-mufliḥụn
Maksudnya : Dan mereka adalah orang – orang yang beruntung dengan mendapatkan surga dan kekal abadi di dalamnya.
Kesimpulan: Tanda – tanda orang yang bertaqwa ada lima . Pertama, Iman atau membenarkan terhadap perkara yang ghoib. Kedua, mendirikan salat, baik yang wajib maupun yang sunah. Ketiga, menafkahkan sebagian rizki, baik yang wajib maupun yang sunnah. Keempat, membenarkan kitab yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW ( Alquran ) dan kitab – kitab yang di turunkan kepada Nabi – Nabi sebelumnya. Dan yang kelima ialah : yakin akan adanya kehidupan akhirat.
Orang – orang yang memiliki sifat – sifat seperti ini, mereka adalah orang – orang yang bertaqwa dan mereka akan mendapatkan keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana telah di janjikan oleh Allah dalam Alquran, antara lain :
1. Apabila ada kesulitan maka Allah akan memberi jalan keluar Allah akan memberi rizki yang tak terduga.
2. Firman Allah dalam QS At Thalaq ayat 2-3 : “ Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”.
3. Allah akan memberi kemudahan dalam setiap urusan. Firman Allah dalam QS At Thalaq ayat 4 :” Dan barang -siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”.
4. Tidak ada rasa takut dan susah bagi mereka yang bertaqwa. Firman Allah dalam QS Yunus ayat 62- 63 :” Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa “.
5. Allah akan memberi ampunan ( maghfiroh )
6. Allah akan memberi pahala yang besar. Firman Allah dalam QS At Thalaq ayat 5 :”Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya “.
7. Allah akan memasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan. Firman Allah dalam QS Al Qolam ayat 34 :” Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya”. Penjelasan ini di ambil dari beberapa kitab tafsir, antara lain Tafsir Thobari, Tafsir Qurtubhi, Tafsir Maroghi, Tafsir Baidhowi, Tafsir Showi, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir, Tafsir Al Ma`tsur, Futukhul ilahiyyah, dan Tafsir Fatkhul Qodir. (*/bas)