
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Hasil riset terbaru dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics menunjukkan, kontribusi teknologi Grab Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup pekerja lepas dan kontribusi bagi ekonomi Kota Semarang mencapai sebesar Rp 872 miliar. Platform Grab juga meningkatkan kualitas hidup pekerja lepas hingga 6 persen.
“Hal ini mencakup gig workers termasuk UMKM di empat layanan, yakni GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios,” tutur Direktur Eksekutif, Tenggara Strategics Riyadi Suparno, dalam live streaming peluncuran Program Terus Usaha di Jawa Tengah, kamis (23/7/2020).

Peluncuran #TerusUsaha secara virtual press Conference itu, diikuti Gubernur Jateng H. Ganjar Pranowo, Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin yang mewakili Walikota Semarang Hendrar Prihadi, President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, dan Head of West Indonesia Grab Indonesia Richard Aditya.
Menurut Riyadi Suparno, merilis studi riset pada Januari 2020 di Kota Semarang, bahwa para gig workers yang ada di platform Grab sudah memberikan banyak dampak perekonomian yang sangat signifikan.

“Riset membuktikan, banyak manfaat bisa didapatkan dari digitalisasi pekerja informal. Kami melihat adanya peningkatan kualitas hidup gig worker ini hingga sebesar 6 persen setelah bergabung dengan Grab. Masyarakat Semarang pun bisa langsung menerima manfaat terutama saat memasuki era setiap orang harus menjaga jarak seperti sekarang,” jelasnya.
Peningkatan Pendapatan dan Pemasukan
Mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios Semarang yang disurvei, lanjut Riyadi Suparno, diketahui pendapatannya meningkat hingga 57 persen menjadi Rp 39,5 juta per bulan. Sedangkan rata-rata pendapatan agen GrabKios Semarang, meningkat 12 persen menjadi Rp 13 juta per bulan sejak bergabung. Sebanyak 56 persen mitra merchant GrabFood Semarang, juga mengaku tidak perlu menambah modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Peningkatan penghasilan signifikan pun dirasakan oleh mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike di Semarang. Meningkat hingga 65 persen menjadi Rp 6,9 juta per bulan, dan 94 persen menjadi Rp 4,3 juta per bulan. Peningkatan ini membuat para mitra bisa menabung sehingga membuka akses keuangan lainnya seperti produk investasi dan pinjaman. Sejumlah 5 persen mitra pengemudi GrabBike dan 7 persen mitra pengemudi GrabCar di Semarang, baru membuka rekening tabungan pertama mereka ketika bergabung dengan Grab.
Lebih penting lagi, imbuh Riyadi Suparno, kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra menabung secara rutin. Sebanyak 76 persen mitra pengemudi GrabBike dan 74 persen mitra pengemudi GrabCar, sekarang rutin menabung di bank. Dengan rata-rata tabungan masing-masing Rp 386 ribu hingga Rp 1,2 juta.
Selain itu, 59 persen dari mitra pengemudi GrabBike dan 87 persen mitra pengemudi GrabCar menyatakan, mereka dapat meminjam uang lebih mudah setelah bergabung dengan Grab. Karena penyedia jasa keuangan lebih mempercayai mereka. Hal ini memberi mereka kesempatan, untuk mengajukan pinjaman untuk mengembangkan bisnis, atau berinvestasi motor maupun mobil baru.
Pada sisi lain, riset di Semarang juga mendapati 11 persen mitra merchant GrabFood terinspirasi memulai bisnis karena adanya GrabFood. Sebanyak 21 persen mitra merchant, menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya. “Seiring pertumbuhan bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga menyerap tenaga kerja dari komunitas mereka. Sebanyak 35 persen mitra merchant GrabFood dan 8 persen agen GrabKios menambah hingga 4 pegawai baru sejak bergabung dengan Grab,” urainya.
Menurut Riyadi Suparno, riset ini menemukan bahwa gig economy yang didukung oleh teknologi Grab telah memberi dampak bagi ketahanan ekonomi Semarang. Hal ini menunjukkan, digitalisasi UMKM menjadi sangat penting karena kontribusi perekonomian yang dihasilkan sangatlah besar.
“Mitra Grab yang disurvei menyatakan bahwa Grab tidak hanya menawarkan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja informal, yang merupakan 56,5 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Tetapi juga meningkatkan pertumbuhan bisnis kecil dan menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab,” ujarnya. (fiq/web/bas)