27 C
Semarang
Minggu, 26 Maret 2023

Resep Rahasia Ini Bikin Garang Asem Bu Umi Punya Ciri Khas

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID – Pecinta masakan olahan ayam rasanya belum afdol jika belum mencicipi garang asem Pondok Makan Bu Umi. Makanan berbahan utama ayam, tomat hijau, dan cabai ini, menjadi menu andalannya.

Warung makan ini sederhana, tapi memiliki masakan yang luar biasa. Garang asem di sini sangat terkenal. Sudah berdiri sejak tahun 1999. Pendirinya Thoha, 55, bersama sang istri.

Awal membuka pondok makan dengan menu andalan garang asem, setelah Thoha dan istri terdampak krisis moneter saat bekerja di Jakarta. Akhirnya pulang kampung dan membuka usaha kuliner. Hikmahnya, usaha kulinernya ini tetap eksis hingga sekarang. Garang asem menjadi pilihan karena pada waktu itu masih jarang yang menjual.

Baca juga:  Ramadan, Saatnya Menikmati Cita Rasa Gurih dan Pedas Petis Bumbon

Sebelum pindah di samping FIF Jalan Pamularsih Raya empat tahun lalu, ia berjualan di samping Pom Bensin Pamularsih (sekarang McD).

Garang asem miliknya cukup berbeda dari garang asem kebanyakan. Jika biasanya menggunakan rasa asam dari belimbing wuluh, garang asem miliknya menggunakan asam gandis atau asam Medan.”Saya aslinya orang Medan, istri dari Semarang. Nah, saya coba padukan asam gandis ini dengan garang asem, ternyata cocok dan menjadi ciri khas,” cerita Thoha.

Menurutnya, pemakaian belimbing wuluh untuk garang asem tidak bisa bertahan lama. Untuk tipe usaha sepertinya tidak cocok, sebab jika belimbing wuluh ditaruh di garang asem dalam beberapa waktu kecutnya (asam) bakal berkurang.”Untuk rumah tangga bisa saja, cuma kalau kita untuk jualan nggak cocok,” tambahnya.

Baca juga:  Tercipta Tanpa Sengaja, Begini Asal Usul Soto Gudangan Ungaran

Garang asem yang ia jual ada tiga varian yaitu garang asem ayam, ceker, dan rempelo ati. Uniknya, meski sama-sama garang asem, pengolahan masing-masing jenis berbeda. Bagi Thoha, pengolahan jeroan sangat krusial dengan kesehatan sehingga harus dipisahkan.”Tidak boleh mengganggu kesehatan seseorang terutama yang kena rematik. Jadi kesehatan pelanggan turut jadi prioritas, makanya pengolahannya dipisah,” terangnya.

Salah satu pembeli, Dani, 47 mengatakan, telah menjadi pelanggan sejak awal warung ini dibuka. Menurutnya, garang asem di sini sangat berbeda apalagi menggunakan asam gandis.”Saya langganan sejak sebelum nikah, sudah ada 20 tahunan. Selalu balik ke sini karena punya ciri khas sendiri, beda dari yang lain,” jelasnya.

Baca juga:  Nikmatnya Pindang Tetel Berpadu Kerupuk Pasir

Pelanggan garang asem Pondok Bu Umi sudah cukup banyak. Tidak hanya untuk makan di tempat, juga dipesan untuk berbagai acara. Sebut saja RSUP Dr Kariadi, RS Elizabeth, Jasa Marga (Tol), bahkan Jawa Pos Radar Semarang. “Pernah dapat pesanan 2.000 dus, Alhamdulillah selalu eksis,” ucapnya.

Mengikuti perkembangan zaman, Thoha juga merambah pemasaran melalui online. Garang asem miliknya bisa dipesan melalui aplikasi pengantar makanan online seperti GrabFood, Gofood, dan Maxim. (ifa/zal)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya