
RADARSEMARANG.ID, Ungaran – Geliat sektor pariwisata di Kabupaten Semarang sudah mulai bangkit. Sejumlah destinasi wisata mulai dibuka, meski tentu dengan protokol kesehatan ketat. Namun, kunjungan wisatawan masih minim.
Salah satunya Radesa Wisata di Dusun Kelurahan, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang. Wisata resto di area Rawa Pening. Menawarkan masakan khas, tempat pemancingan serta persewaan perahu. Dilengkapi dengan replika Menara Eiffel yang terbuat dari bambu.

Salah satu karyawan Radesa Wisata Gunarti, mengatakan saat ini masih sepi pengunjung. Biasanya intensitas pengunjung ramai disaat hari libur atau weekend. “Kalau dibandingkan dari sebelum pandemi jauh berkurang untuk pengunjungnya,” ujaranya.
Radesa dilengkapi dengan replika Menara Eiffel. Dibuat dari bambu. Bangunan diprakarsai penggagas Radesa Wisata Didik Setiawan. Pemilik dari Radesa Wisata tinggal di Jakarta. Sedangkan yang mengelola wisata di tepian Rawa Pening adalah BUMDes.

“Kalau pemiliknya biasanya pulang ke sini tiga bulan sekali. Buat meninjau apa yang kurang kemudian apa yang harus dibenahi,” ujarnya.
Selain terdapat replika Menara Eiffel, pengunjung bisa merasakan melewati jembatan hidrolik yang dibuat untuk akses menuju lokasi wisata. Namun berjalannya waktu, jembatan pernah ambrol. “Hal tersebut yang yang membuat adanya pengawasan setiap hari dari pengelola maupun karyawan,” tambahnya.
Replika Menara Eiffel memiliki ketinggian 38 meter dan lebar 12,5 meter. Bangunan memperoleh piagam penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia sebagai Miniatur Menara Eiffel di Atas Rawa Terbesar dari Bahan Bambu. Untuk tiket masuk dari Radesa Wisata ini cukup terjangkau yaitu Rp 10.000.
Pengunjung sudah bisa menikmati keindahan dari Rawa Pening dan berfoto ria di replika menara. Selain itu pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh produk UMKM dari masyarakat sekitar. “Kalau saat ini produk UMKM kosong. Mungkin efek sepi pengunjung. Tapi pas grand opening banyak produk UMKM yang bisa pengunjung beli,” ungkapnya.
Gunarti menambahkan, ada pengunjung yang menggunakan untuk dijadikan lokasi pemotretan atau tempat syuting video. Tarif mulai dari Rp 150.000 per hari tergantung kegiatan. “Itu jarang. Masih lebih banyak pengunjung biasa yang datang,” katanya. (cr5/fth)