
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Tengah melakukan pertemuan dengan Polda Jateng dan koordinator suporter dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 Jawa Tengah di Hotel Candi Indah Semarang, Rabu (21/12).
Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama untuk kelanjutan sepakbola di Jateng setelah terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang beberapa waktu lalu.

Kasubid 3 Bid Intelkam Polda Jateng, AKBP Elfian Rudi menyampaikan pesan Kapolda Jateng bahwa suporter adalah elemen penting dari sepakbola. Karena sepakbola tanpa suporter akan hambar. “Emosi tidak bisa larut dalam menyemangati dan mendorong tim kesayangannya,”katanya.
Dalam kesempatan tersebut Polisi juga menyampaikan Penyampaian hal baru polisi juga menyampaikan Peraturan Polisi RI No. 10 tahun 2022 disusun untuk memberikan pengaman sepakbola yang berlaku di Liga 1, Liga 2, Liga 3 dan turnamen.

“Polisi sudah menyusun protap bagaimana pengamanan yang ideal. Kita mengamankan itu untuk semuanya, baik pertandingannya, pemainnya, suporternya akan diamankan oleh polisi jika ada chaos. Kemudian objek yang ada di luar,” katanya.
Perpol Polisi RI No. 10 tahun 2022 menegaskan pengamanan menjadi tugas pokok polisi termasuk dalam pertandingan olahraga. Kegiatan rutin yang ditingkatkan, proteksi gangguan, ancaman gangguan, dan gangguan nyata.
Personel pengamanan tidak hanya Polisi, namun bersinergi dengan TNI, pemda, Steward untuk membantu keamanan dan keselamatan dalam pertandingan. Tribun dan penonton tanggung jawab Polri. “Ini yang perlu ditingkatkan lagi di lapangan. Polisi akan beradadi luar stadion, kalau sudah cukup nanti diserahkan di dalam,” ujarnya.
Dalam aturan itu Polisi juga akan menggunakan tangan kosong dan senjata tumpul tidak boleh menggunakan senpi dan gas air mata. “Sebelumnya polisi dapat mengambil tindakan atas permintaan petugas agar meminta suporter tidak melawan hukum,” ujarnya.
Ketua Asprov PSSI Jateng, Yoyok Sukawi menjelaskan, kordinasi tersebut ditujukan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan dalam menonton sepakbola. Karena semuanya ingin sepakbola Indonesia menjadi lebih baik, lebih disiplin. “Bapak presiden sudah menyusun aturan secara bersama dalam mengatur cabor sehingga berubah lebih baik,” katanya.
Ketua Panser Biru, Galih ‘Ndog’ Eko Putranto juga mengatakan, adanya Perpol diharapkan bisa menjadi tonggak kemajuan sepakbola Indonesia kedepan. “Setelah adanya perpol ini menjadi suatu kemajuan bagi sepakbola Indonesia,” katanya. (fgr/bas)