25 C
Semarang
Minggu, 2 April 2023

RKFK Angkat Kendal melalui Film

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID – Lima remaja yang gemar dunia perfilman sepakat mendirikan komunitas. Namanya Rumah Kreatif Film Kendal (RKFK). Komunitas itu berdiri pada 2013. Fokus di bidang kreatif melalui media visual. Komunitas bertujuan memberikan wadah kepada sineas-sineas Kendal.

“Awalnya itu kami hanya kelompok saja. Karena kebetulan kami di jurusan broadcasting SMKN 1 Kendal,” kata Ketua RKFK Khairul Mustofa saat dihubungi Jawa Pos Radar Semarang.

Diceritakan, RKFK mulanya hanya kelompok tongkrongan yang sering membicarakan dunia film. Dari nonton bareng hingga nge-review film. Lambat laun, lima remaja itu sepakat untuk mendirikan komunitas. Namun, di tahun 2013 itu pula RKFK belum diekspose keberadaannya di publik.

“Selama belum di-publish, kami belajar tentang perfilman. Yang memprakarsasi RKFK ada saya (Khairul Mustofa, Red), Arfi, Dona, Lutfi Ucil, dan Ulin Nuha,” sambungnya.

Hingga pada 2015, kelima remaja itu memutuskan siap mempublish RKFK. Sebelumnya, selama 2 tahun (2013-2015) mereka sibuk belajar dan berkolaborasi dengan komunitas film di Semarang dan Jogja. “Karena di Kendal belum ada komunitas film. RKFK ini menjadi komunitas film pertama di Kendal. Itu pula yang membuat kami sepakat untuk mengangkat film bertema kedaerahan Kendal,” tambahnya.

Pada  2015 itu, RKFK berhasil dideklarasikan ke publik dan langsung tersertifikasi oleh Pemerintah Kabupaten Kendal sebagai komunitas film yang legal. Adapun film pertama yang dibuat komunitas ini berjudul Reksa. Film Reksa diproduksi pada tahun 2016. Tepat setahun setelah RKFK resmi dideklarasikan.

“Kalau masing-masing orang yang mendirikan RKFK itu sebenarnya sudah punya karya film sendiri. Karena sebelum resmi jadi komunitas, kami independen buat film sendiri juga,” ujarnya.

Film pertama RKFK yang berjudul Reksa itu mengangkat kehidupan masyarakat di Desa Laban. Yakni salah satu daerah di Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal. Film itu mengisahkan bocah SD yang akan ditinggal ibunya merantau ke luar negeri. Lantaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Reksa ini relate dengan apa yang terjadi di Desa Laban. Jadi, dari hal-hal kecil yang ada di Kendal kami angkat menjadi sebuah film untuk kami bawa ke luar. Agar orang lain itu tahu, bahwa di Kendal ada cerita dan keunikan yang harus diketahui,” imbuhnya.

Selama 3 tahun setelah terbentuk, RKFK aktif memproduksi film. Selain Reksa, ada juga film Negeri Kecil (film dokumenter) dan film fiksi Kisah Cinta Malam Ini. Selain membuat film dan screening film, RKFK juga giat memberikan edukasi kelas perfilman ke tiap-tiap sekolah yang ada di Kabupaten Kendal. RKFK pernah membuat workshop Njajal Dadi Tukang Film. Itu diperuntukkan bagi anak muda yang memiliki minat di dunia perfilman. Setelah melewati masa-masa jaya, rupanya RKFK juga pernah vakum. Yakni selama 2018 hingga 2020. Anggotanya sibuk dengan urusan masing-masing. Selama vakum, RKFK benar-benar mati suri. Hingga pada 2020 bulan April, salah satu promotor RKFK membuat April Mop bahwa RKFK akan dibubarkan.

“Lalu ramailah instagram RKFK. Dari situ kami sadar, ternyata ada banyak orang yang peduli dan memerhatikan RKFK agar terus berkarya. Bahkan sineas dari Semarang, Jogja, ISI Solo juga tidak ingin jika RKFK bubar,” tuturnya.

Selama pandemi, RKFK mulai menunjukkan kebangkitannya. Itu terbukti ada 20 anggota baru yang masuk dan menjadi wajah baru di RKFK. Kemudian RKFK memulai pembenahan. Angin segar pun datang. Itu membuat RKFK mantap akan menggarap film lagi. “Rencananya, tahun depan kami akan mulai produksi film dengan wajah RKFK yang baru itu,” tandasnya. (dev/lis)

 


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya