
RADARSEMARANG.ID – Bonsai merupakan seni membuat miniatur pohon tua di alam. Keberadaan bonsai tidak tergerus tren tanaman hias. Penampilan indah, dan harganya bisa sampai Rp 35 juta.
Tidak mudah untuk menghasilkan bonsai yang menarik, indah dan bernilai. Butuh ketelitian dan keterampilan pemilik dalam merawat si miniatur pohon tersebut. “Harus teliti, dan dengan keterampilan yang tak biasa,” kata Wakil ketua Komunitas Semabon, Bambang Weda.

Belakangan, banyak masyarakat yang antusiasme dalam pembudidayaan tanaman. Tak terkecuali seperti bahan-bahan bonsai dari nilai yang murah menjadi bernilai. Sementara untuk perawatan bonsai baik dari botani dan styling harus diperhatikan pemupukannya. Bonsai pada dasarnya harus disuburkan, lalu dibentuk untuk nilai yang lebih bagus. “Itu tidak mudah” ujarnya.
Untuk mengenalkan seni bertanam bonsai, ia mengikuti Semarang Hortikultura Expo 2022 di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Jumat – Sabtu (20-21/5) Sejumlah tanaman bonsai dipamerkan. Seperti santigi anting putro, kimeng, bucida spinosa, sancang, wahong laut, sianci, asem jawa, serut, waru india, waru taiwan, klampis ireng, dan kapasan.

Untuk bibit hasil cangkokan harganya Rp 100 ribu; bibit diprogram gerak dasar Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta. sementara harga bahan bonsai siap styling Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta. “Untuk bonsai proses bisa Rp 5 juta hingga Rp 35 juta. Jadi, bervariasi,” tambah Sekretaris Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Semarang, Wawan.
Ia berkomitmen mengajak masyarakat mencintai tanaman. Merawat pohon di tempat yang terbatas. Seni bonsai sebagai implementasi nyata program pemerintah mengenai industri ekonomi kreatif. Ikut berperan serta meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat pasca pandemi melalui budidaya bahan bonsai pada lahan terbatas perkotaan (urban farming). “Bonsai itu seni membuat miniatur pohon tua di alam. Bonsai tropis mengacu pada referensi pertumbuhan pohon di alam tropis,” tambahnya.
Selain itu, Bonsai bernilai seni, botani dan ekonomi tinggi. Bonsai harus mahal secara finansial. Karena prosesnya membutuhkan waktu, kesabaran, keahlian, seni. Tapi di dalam penyediaan bahan, metode dalam pembuatan, bisa dgn cara yang efektif dan ekonomis melalui budidaya bahan bonsai di tempat terbatas. “Semakin hasilnya indah dan menari, harganya bisa tinggi,” tambahnya. (fgr/fth)