
RADARSEMARANG.ID – Peziarah Makam Habib Hasyim bin Umar bin Yahya Pekalongan biasanya tak langsung pulang. Usai ziarah, mereka berbelanja batik di sekitaran kompleks makam. Ada pula yang sekadar duduk-duduk. Hingga ada yang berzikir sampai tertidur di dekat makam.
Wartawan koran ini mendapati seorang peziarah tertidur di area makam Habib Hasyim, Minggu (2/5/2021). Tidurnya tampak pulas. Di pojok sebelah timur serambi makam. Posisinya duduk dengan punggung dan kepala disandarkan ke salah satu saka serambi makam.

Pria itu mengenakan pakaian bermotif batik bernuansa cokelat tua. Mengenakan kupluk putih dan sarung palekat bernuansa hijau. Di sebelahnya tergeletak tas selempang kecil. Ia tertidur tenang meski di sekitar sedang ada delapan orang peziarah membaca yasin dengan suara cukup keras.
Saat wartawan koran ini mengambil gambar, ia terbangun. Melihat ke arah wartawan. Saat wartawan menyapanya, ia balik memperkenalkan diri. Namanya Tardi. Asal Kramatsari, Kota Pekalongan. “Saya tadi habis tawasul. Punggung ingin bersandar di sini. Sambil berzikir. Eh, malah bablas ketiduran,” ceritanya.

Malam itu bukan kali pertama Tardi berziarah ke makam kakek Habib Lutfhi bin Ali bin Yahya itu. Ia sudah sering. “Tadi belum ada peziarah lain. Ini saya bangun kok sudah ada. Mungkin tidur saya cukup lama,” candanya.
Malam itu baru sekitar pukul 21.00. Tardi datang usai salat tarawih. Rencananya ia akan lanjut bertawasul lagi agak larut malam. “Nah ini tadi bersandar, niatnya hanya untuk istirahat sambil berzikir. Malah ketiduran,” katanya.
Tardi tak tahu betul soal sejarah Habib Hasyim. Tetapi bagi dia, Habib Hasyim sangat berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah pantura, khususnya Pekalongan. “Ya, berziarah ini bentuk saya menghormati jasa beliau. Menghormati beliau sebagai tokoh dan ulama besar yang pernah hidup di Pekalongan,” ucapnya.
Tidak seperti makam Habib Ahmad yang juga ada di kompleks Makam Sapuro, Makam Habib Hasyim tak terlihat dari jalan. Berada di tengah-tengah kompleks makam. Orang harus melewati pemakaman umum terlebih dahulu. Namun setelah itu, serambi makam Habib Hasyim akan mudah ditemukan karena terang dan biasanya ramai peziarah.
Pernah Diziarahi Ulama Internasional
Nama Habib Hasyim bin Umar bin Yahya tak hanya bergaung di Indonesia. Namanya dikenal dan dihormati oleh ulama-ulama internasional. Beberapa tahun lalu, para ulama usai Konferensi Ulama Internasional berziarah ke makam kakek Habib Luthfi tersebut.
Mereka yakni Syaikh Ahmad Mu’in Al-Qaddumi (Yordania), Syaikh Adam Syahiduv (Chechnya), Syaikh Usama Abdul Razzaq Ar-Rifai dan Syaikh Riyadh Hasan Bazo (Lebanon). Saat itu mereka berziarah usai melakukan konferensi yang diselenggarakan Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nadliyah (Jatman) di Pekalongan.
Menurut Sawali, juru kunci makam, pusara Habib Hasyim tak pernah sepi peziarah. Setiap hari selalu ada yang mengunjungi. Berasal dari berbagai kalangan.
Katanya, pernah suatu kali ia di rumah ditemui rombongan prajurit TNI yang sengaja datang dari Jakarta. Mereka menanyakan tiga nama ulama lain yang dimakamkan di sebelah makam Habib Hasyim. “Saya kira ada apa TNI datang ke rumah. Ternyata hanya mau menanyakan nama. Karena mereka akan kirim doa,” cerita Sawali.
Memang ada tiga makam besar di area makam Habib Hasyim. Tiga itu yakni makam Habib Ali bin Hasyim, Habib Thoha bin Muhammad Al Qadhi, dan Habib Hasan bin Thoha. “Itu semua masih satu keturunan,” kata Sawali.
Habib Hasyim lahir di Indramayu, Jawa Barat. Ayah beliau, Habib Umar adalah seorang ulama besar bergelar Musnidud Dunya fi Zamanihi.
Pernah belajar agama di Yaman. Lalu kembali ke Indonesia dan menjadi murid Kiai Sholeh Darat atas perintah ayahanda beliau. Namun Habib Hasyim dilarang memperkenalkan diri sebagai anak Habib Umar kepada Kiai Sholeh Darat. Sampai suatu ketika, Kiai Sholeh Darat terkaget karena mengetahui ternyata Habib Hasyim adalah putra gurunya. (nra/ida)