26 C
Semarang
Selasa, 6 Juni 2023

Ponpes Edi Mancoro Tuntang Gelar Pengajian Ramadan dengan Diskusi Lintas Agama

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Ungaran – Kegiatan Ramadan Pondok Pesantren (Ponpes) Edi Mancoro yang beralamat di Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, berbeda dengan pondok pesantren umumnya. Meski begitu, kegiatan ini diberi nama Asramanisasi Ramadhan.

Santri Ponpes Edi Mancoro mayoritas mahasiswa yang kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga dan sekitarnya. Mereka umumnya berasal dari luar Kabupaten Semarang, seperti berasal dari Demak, Purworejo, dan Magelang. Bahkan, ada yang dari luar pulau Jawa seperti dari Bangka Belitung, Kalimantan, Lampung, hingga Sulawesi.

Meski umumnya mahasiswa, para santri ini memasak sendiri untuk berbuka puasa. Tugas memasak dilakukan secara bergilir, para santri putra memasak nasi, sedangkan santri putri memasak lauk pauknya.

“Untuk makan tidak memesan katering dari luar, tapi diupayakan santri sendiri. Mulai berbelanja hingga memaasak, mereka saling bekerja sama dan berbagi tugas,” kata Pengasuh Ponpes Adi Mancoro KH Muhamad Hanif.

Saat Ramadan, seluruh santri wajib mengikuti kegiatan Asramanisasi Ramadan. Yakni diskusi lintas keagamaan yang membahas tentang perspektif agama-agama tentang berpuasa. Diskusi ini juga menghadirkan pemuka-pemuka agama lain seperti perwakilan dari agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan lainnya. “Biasanya diskuis ini kami lakukan sebagai penutupan kegiatan Asramanisasi Ramadan,” jelasnya.

Sedangkan kesehariannya selama Ramadan. tidak jauh berbeda dengan kegiatan-kegiatan di pondok pesantren pada umumnya. Ada kegiatan rutin mengaji kitab kuning usai salat Subuh, Dhuhur, Asar, dan sehabis salat tarawih.

“Bagi santri yang menghafalkan Alquran dan sudah khatam 30 juz, mengikuti salat tarawih dengan setiap rakaatnya satu setengah juz. Jadi sekaligus nderes dan melancarkan bacaan Alquran,” ujarnya.

Kegiatan Asramanisasi Ramadan ini tidak dilaksanakan sebulan penuh. Hanya mulai 1 Ramadan hingga 21 Ramadan. Sedangkan diskusi lintas keagamaan dilaksanakan pada 21 Ramadan menjelang buka puasa atau menjelang magrib.

Selain diskusi lintas keagamaan, kegiatan live in juga sering dilaksanakan baik di bulan Ramadan maupun di bulan-bulan biasa. Kegiatan tersebut bukan agenda rutin, melainkan hanya kegiatan yang bersifat tentatif. Kegiatan live in tersebut bertujuan untuk mengenalkan satu sama lain. Mengenalkan kepada para santri untuk bertemu kelompok dari agama lain dan bisa berbaur.

“Hal ini menjadi penting untuk menumbuhkan rasa saling memahami satu sama lain. Biasanya untuk live in kami laksanakan di luar lingkungan ponpes, seperti di Dusun Thekelan Getasan dan Watuagung,” paparnya. (nun/ida)

Reporter:
Nurfa’ik Nabhan

Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya