
RADARSEMARANG.ID- Sudah tengah malam. Tapi, tugas Bombom belum selesai. Dia harus membagikan air minum ke kamar-kamar pemain.
Namun, saat melangkahkan kaki, pria yang bertugas sebagai kitman Persija Jakarta itu merasa ada yang membuntuti.

Ditambah lagi suara bisikan yang terdengar. ’’Sstt, ssst.’’ Suara itu begitu jelas. Tapi, ketika dia menoleh, tak ada siapa-siapa.
BOMBOM alias Abdul Rahman Saleh ingat betul pengalaman yang membuat bulu kuduknya berdiri.

Kala itu, Persija Jakarta menginap di sebuah hotel di Magelang, Jawa Tengah. Dia lupa tanggalnya.
Yang pasti, kala itu Persija Jakarta bertanding melawan PSIS Semarang pada laga lanjutan kompetisi Liga 1 di Stadion Moch. Soebroto, Magelang.
Seperti biasanya, dia harus memastikan para pemain tak kekurangan air minum. Malam itu dia berkeliling dari kamar ke kamar.
Ketika awal-awal mendengar suara bisikan, dia mengira ada salah seorang pemain yang mengerjainya. Karena itu, dia berusaha mencari sumber suara.
Namun, ketika dia melihat jam, pria yang sudah 10 tahun menjadi kitman tersebut yakin bahwa mereka semua sudah diwajibkan tidur.
Hatinya mulai cemas dan waswas. Bulu kuduknya mulai merinding. Bombom memutuskan untuk menghentikan pencarian ke sumber suara dan melanjutkan tugasnya.
Apesnya, gangguan dari makhluk halus penunggu hotel tersebut belum berakhir.
Dia merasa ada yang mengikuti gerak langkahnya. Namun, saat Bombom menoleh, tidak ada siapa-siapa di belakangnya.
”Pengalaman di Magelang ini termasuk yang paling mengganggu, sih,” ungkap Bombom.
Pengalaman mistis bukanlah hal baru bagi dia. Sebab, selama ini tugas kitman menjadikan dirinya sebagai orang yang paling pertama datang ke lapangan dan paling terakhir pulang.
Dia harus menyiapkan segala perlengkapan latihan dan pertandingan. Juga, merapikannya setelah digunakan. Dia juga ikut ketika Persija bertandang ke kota lawan.
Bahkan, tugasnya lebih ribet lagi. Dia harus mengurusi seluruh logistik tim di bagasi pesawat. Lalu, apa pun kebutuhan pemain di daerah, Bombom akan berusaha memenuhinya.
Pengalaman horor lain terjadi saat Bombom ikut saat rombongan tim ke Tenggarong, Kalimantan Timur.
Saat itu Persija datang untuk bertanding melawan Mitra Kutai Kartanegara (Kukar) di Stadion Aji Imbut dalam pertandingan lanjutan Liga 1.
Setiap menjalani laga tandang, tim tamu biasanya meminta rekomendasi kepada panitia pelaksana (panpel) pertandingan tuan rumah untuk dicarikan penginapan.
Panpel merekomendasikan sebuah hotel yang lumayan besar untuk dipakai skuad Macan Kemayoran –julukan Persija– selama berada di Tenggarong.
Hotel tersebut berada di atas bukit. Di sekitarnya tidak ada bangunan lain. Hanya ada hutan. Pemandangan tersebut memberikan kesan sejuk saat siang.
Namun, ketika malam, suasana berubah drastis. Lagi-lagi ketika Bombom melakukan rutinitasnya saat malam.
Dia harus memastikan semua pemain dan pelatih tidak kekurangan air minum.
Namun, saat membagikan air minum, ada sosok hitam bertubuh tinggi besar yang menampakkan wujudnya di jendela hotel.
Sosok diduga genderuwo tersebut memang tidak mengganggu. Namun, kehadirannya membuat nyali runtuh. Bulu kuduk merinding.
”Yang bisa saya lakukan saat itu hanya berjalan dengan cepat. Buru-buru supaya segera menjauh dari penampakan sosok itu,” ungkap Bombom.
”Sejak kejadian itu, kami pun sudah tidak lagi menginap di hotel tersebut setiap bertandang ke Tenggarong,” lanjutnya.
Untung, saat ini Persija tidak lagi bertemu Mitra Kukar. Tim berjuluk Naga Mekes itu kini turun kasta ke Liga 3.
Pengalaman horor juga pernah dirasakan di mes pemain. Bombom mengungkapkan, saat mes Persija masih berlokasi di Pamulang, Tangerang Selatan, terdapat sosok kakek-kakek yang sering menampakkan wujudnya. Dan, penampakan tersebut tidak hanya dilihat Bombom.
”Vava Mario Yagalo yang sekarang bermain di Persik Kediri dan almarhum kiper Daryono juga pernah melihat penampakannya,” terang Bombom.
Sosok kakek-kakek itu biasanya menampakkan diri saat tengah malam. Sosok tersebut pernah menampakkan diri saat Bombom memasak di dapur.
”Saat itu saya lapar saat tengah malam. Lalu, saya ke dapur. Lokasi dapur itu dekat tangga. Nah, di situ saya melihatnya,” kenang Bombom.
Menurut Bombom, sosok tersebut mungkin penunggu yang sudah lama menetap di mes pemain.
”Mungkin mau kenalan sama kita-kita. Tapi, setiap kakek-kakek itu nongol, saya selalu menghindar,” ujarnya.
Ada juga pengalaman ketika tim Persija menginap di hotel lawas yang terkenal angker karena ada satu kamar yang pernah dipakai untuk gantung diri.
”Saya tidak mau menyebutkan tempatnya di mana. Tapi, saya mendapat informasi bahwa salah satu kamar di sana menjadi tempat bunuh diri. Korbannya gantung diri. Jadi, saat itu pihak hotel harus membuka pintunya setengah dengan suatu alasan tertentu,” tutur Bombom.
Meski menginap di hotel angker, Bombom tetap harus all-out menjalankan tugasnya. Baik saat siang maupun malam.
Namun, tentu saja dengan perasaan waswas. Apalagi saat harus melewati kamar yang pernah dipakai untuk gantung diri.
”Suasananya, kalau melewati kamar itu, sangat berbeda. Bikin bulu kuduk berdiri. Ditambah lagi, ada lukisan-lukisan yang menurut saya menambah buruk aura hotel tersebut,” imbuhnya. (fiq/c7/any)