26 C
Semarang
Sabtu, 3 Juni 2023

Gua Aswatama Batang Konon Bisa Tembus ke Dieng, Dijaga Manusia Harimau

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID – Di bagian bawah bukit makam Syekh Maulana Maghribi, Ujungnegoro, Batang ternyata ada gua yang penuh misteri. Namanya Gua Aswatama. Dipercaya tembus ke dataran tinggi Dieng dan dijaga manusia harimau.

Gua Aswatama dahulu memiliki lebar dua meter dan cukup dalam. Saat ini mulut gua sudah tertutup sepenuhnya oleh pasir. Hanya menyisakan beberapa sentimeter saja di bagian atas gua. Gua itu letaknya persis di bibir pantai. Bagian belakang bukit makam Syekh Maulana Maghribi.  Keberadaan gua memang tidak banyak yang tahu dan sekarang nyaris hanya tinggal cerita.

Wartawan Jawa Pos Radar Semarang mendatangi seorang ahli supranatural. Ketua organisasi Putera Andong Linuwih Kabupaten Batang Rohmat, 54. Ia menjelaskan gua tersebut dalam istilah magis memiliki aliran menuju dataran tinggi Dieng. Tepatnya daerah Batur di Kabupaten Banjarnegara. Istilahnya nyambung silsilah makam di sana dan masih satu keluarga.

Gua itu juga da penunggunya. Kepalanya harimau badannya manusia. Ada sabuk hitamnya. “Sifatnya tergantung orang yang mau berinteraksi dengannya. Kalau manusianya baik dia baik, kalau manusianya jahat dia akan jahat,” kata Rohmat.

Wartawan koran ini sempat berkeliling di area makam tersebut bersama Tugiyo, 50, ketua pengurus makam. Ia menjelaskan, keberadaan makam tersebut dikuatkan oleh Habib Luthfi bin Yahya. Makam ditemukan sekitar tahun 1940-an, sebelum kemerdekaan.

Makam tersebut punya kaitan dengan dataran tinggi Dieng. Dahulu ada perang Baratayudha, antara Kurawa dan Pandawa. Aswatama adalah anak dari pendeta Durna. Ia bertapa di gua tersebut. Melalui gua itu Aswatama mengejar para Pandawa ke Dieng.

Selama bertapa, Aswatama menggali gua. Ia mendapatkan pesan agar bisa sampai ke Dieng, ia tidak boleh menengok ke belakang. Namun, Aswatama mengingkarinya. Gua pun kembali merapat dan berbelok ke Batur. “Seperti ini kondisinya sekarang, sudah tidak terlihat. Di sebelahnya ada gua buatan, kadang orang salah mengira,” ucapnya.

Bagi masyarakat sekitar, Gua Aswatama masih diyakini menyimpan energi mistis. Tiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon masih terlihat aneka sesaji lengkap. Sesaji diletakkan di sekitar mulut gua yang ditumbuhi pohon di bagian atasnya.

Saat berada di sekitar gua, suasananya sedikit berbeda dengan daerah sekelilingnya. Gua itu diapit dua tempat wisata. Pantai Ujungnegoro dan Kafe Ujung Senja. Tempat itu terlihat cukup sakral dan membuat bulu kuduk berdiri. Padahal berada di dekat keramaian pantai.

Akses terdekat dari area makam menuju gua bisa melalui anak tangga di bagian kiri makam. Namun kondisinya sudah tidak terawat. Anak tangga banyak ditutupi dedaunan kering, ranting, hingga jaring laba-laba. Jalur tersebut memang sangat jarang dilewati manusia. Wartawan koran ini pun berfikir ulang setelah separuh jalan melewatinya.

Cerita yang beredar di masyarakat, Gua Aswatama menjadi saksi bisu Syekh Maulana Maghribi bersahabat dengan Ratu Pantai Utara, Dewi Lanjar. Di sana Syekh Maulana Maghribi menuntun Dewi Lanjar berucap kalimat syahadat.

Mereka sepakat menjadi saudara angkat beda dimensi. Setelah itu Dewi Lanjar diberikan sebuah nama baru, yaitu Hajjah Fatimah. Hajah Fatimah konon juga sering menampakkan diri dan bergabung dengan ratusan peziarah. “Ia memakai busana muslimin bercorak warna putih serta beraroma bunga melati alami,” tambahnya . (yan/fth)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya