RADARSEMARANG.ID, SEJAK duduk di bangku SMP, Jihan Faridah mulai menggeluti olahraga bela diri taekwondo. Ia mengaku awalnya sekadar mencoba. Karena banyak teman yang mengikuti ekstrakurikuler taekwondo. Namun berkat keuletan, dan kerja kerasnya, berbagai prestasi diraihnya.
Gadis berusia 21 tahun ini mengaku mulai mengikuti kejuaraan taekwondo ketika masih kelas 2 SMP. Ia mengikuti lomba di tingkat Kabupaten Batang. Saat itu, ia meraih juara III. Sejak itu, Jihan menyadari passion-nya di olahraga bela diri tersebut. Sehingga makin serius menggelutinya ketika masuk SMA.
“Ketika masuk SMA, latihannya jadi beda, dan aku mulai merasakan banyak perkembangan. Selain itu, aku banyak mengikuti perlombaan,” jelas Jihan.
Mahasiswi UIN Walisongo Semarang ini menyadari risiko yang harus didapat ketika menjadi atlet taekwondo. Karena terjun di olahraga tersebut adalah pilihannya sendiri.
“Badan sering pegal dan njarem, karena sering mendapat tendangan dari lawan tanding. Tapi itu tidak membuat saya kapok. Rasa sakit itu akan terbayarkan dengan prestasi yang didapat,” jelasnya.
Yang terbaru, Jihan meraih juara III ajang taekwondo Pomsae Bandung Internasional 2021 lalu. Sebelumnya beberapa prestasi diraihnya, seperti juara I Popda Taekwondo Putri Kabupaten Batang, Jaura III taekwondo Wali Kota Cup di Jogjakarta, serta banyak prestasi lainnya.
Meski telah banyak memperoleh prestasi di olahraga taekwondo, Jihan tidak bercita-cita menjadi atlet profesional. Ia justru ingin menjadi dosen ataupun konselor sosial sesuai dengan jurusan kuliahnya sosiologi. Meski sibuk mengikuti lomba taekwondo, ia tetap memprioritaskan kuliahnya.
“Sebenarnya taekwondo adalah hobi, Alhamdulillah prestasinya mengikuti. Karena aku ikut taekwondo tidak sekadar ikut-ikutan saja,” jelas dara kelahiran Kabupaten Batang ini, yang di kampusnya menjadi ketua umum Komunitas Taekwondo UIN Walisongo Semarang. (man/aro)
