
RADARSEMARANG.ID, Faiqoh Roshwah Salsabila, 20, kembali menemukan hobi yang dulu sempat dikembangkan saat SMP. Awal masuk kuliah ia merasa menemukan jati dirinya kembali. Bergelut dengan dunia menggambar.
MahasiswI semester empat tersebut menjelaskan bahwa terakhir menggambar saat SMP. Pada masa itu ia berproses dalam bidang seni goresan pensil pada kertas polos. Melalui proses di masa remajanya itu, ia mulai suka menggambar berbagai bentuk menggunakan berbagai media.

Kini, berbagai bangunan lawas yang ada di Semarang telah menjadi objek sketsa pensilnya. Seperti Gereja Blenduk, Tugu Muda, Lawang Sewu, Stasiun Tawang, bangunan di Kota Lama, MAJT hingga Masjid Kauman.
“Paling tidak, ada satu karya yang dihasilkan dalam tiga hari atau satu Minggu sekali. Hobi ini, bakal terus aku kembangin, sampe tau mana aliran yang pas sama aku. Trus dijadiin ladang usaha,” ujar mahasiswI Ilmu Seni dan Arsitektur Islam, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo tersebut kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Walaupun beberapa objek yang digambar terbilang rumit, Salsa tetap berusaha menyelesaikan sketsanya. Merasa ada tangan tersendiri yang oerlu diselesaikan.
“Masih mau gambar, padahal sulit. Soalnya pengen bisa. Ada rasa pengen nyoba sesuatu biar akhirnya jadi biasa aja. Yang paling bikin pengen nyoba itu, kalau liat teman-teman bisa, kenapa aku belum bisa,” imbuhnya.
Salsa merasa beruntung bisa masuk jurusannya saat ini, bisa mengembalikan hobi yang pernah digelutinya dulu. Menurutnya kuliahnya terasa berbeda karena tidak hanya mengulik arsitektur tetapi juga seni, dari situ dosen-dosen pun banyak yang datang dari latar belakang seni. Itu yang membuatnya merasa bisa mengembangkan hobi lebih leluasa.
Nah mata kuliah yang ada basis seninya itu mengharuskan kita untuk melakukan proses seni, biar bisa punya taste of art. Dari mulai bikin 20 lembar sketsa ikon Kota Semarang, gambar model, gambar realis, langsung pakai pensil warna, menggambar bangunan tanpa penggaris, sampe ke gambar digital juga. Nah di semester ini tuh ada namanya ornamen. Di situ disuruh bikin motif ornamen yang udh di-ACC sebelumnya, trus diaplikasikan ke plat kuningan, yang prosesnya bisa sampai dua bulan,” ujar Salsa.
Saat ini ia sedang suka menggambar hitam putih, gelap terangnya bisa terasa. Sementara gambar paling sulit menurutnya adalah gambar manusia. Apalagi wajah, ia mengaku belum bisa. Gambar yang ia anggap sulit dan sekarang sudah terasa mudah adalah gambar bunga mawar.
“Dulu menurutku mawar tuh susah, Mas. Soalnya banyak kelopaknya. Dan tiap kelopak itu nyambung. Padahal bentuk tiap kelopak itu beda beda. Ada yang lebar. Ada yang kecil. Seneng aja. Suka rasanya kalau menggambar itu lega aja,” pungkasnya. (yan/aro)