
RADARSEMARANG.ID, SEPTIANA Ade Wulandari tercatat sebagai mahasiswi jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Ia masuk jurusan tersebut lantaran ingin ambil bagian untuk mengubah wajah Kota Semarang menjadi lebih rapi dan tertata.
“Kota Semarang itu termasuk kota yang akan terus berkembang dengan cepat. Sehingga harus ada penataan wilayah kota yang rapi, terutama infrastruktur,”kata Tia –sapaan akrabnya–kepada Jawa Pos Radar Semarang layaknya wali kota yang sedang berpidato.

Gadis kelahiran 26 September 1997 ini menilai, kepekaan warga Semarang terhadap kotanya masih sangat rendah. Tia yang pernah berkesempatan belajar di Negara Gajah Putih ini menceritakan cara negara Thailand dengan pemeliharaan pariwisatanya, sehingga turis berdatangan.
“Pernah ke Thailand untuk KKN, cuma seminggu waktu itu. Yang paling saya ingat public relations negara Gajah Putih ini sangat kuat, terutama bidang pariwisata. Setiap tempat menurut saya menarik tidak hanya untuk mata saya, namun history-nya juga,”ungkapnya.

Pusat pemerintahan di Bangkok sendiri dinilainya hampir sama dengan Indonesia mulai dari kepadatannya, masalah sosial, hingga kesenjangan.
Dikatakannya, ada hal unik air di sana masih terbilang bersih dan jauh dari tumpukkan sampah. Hal inilah yang menjadi sorotan perempuan berusai 22 tahun ini.
“Harusnya Indonesia terutama Semarang meniru kebiasaan baik dari negara tetangga. Sungai di sana justru dijadikan jalan alternatif jika jalur darat padat. Jika memang diizinkan Allah terlibat di pemerintahan, saya akan menyuarakan daerah berfokus pada sampah,”katanya.
Tia saat ini juga ikut mengampanyekan stop penggunaan plastik. Dirinya berjualan sedotan dari stainless steel. “Ini upaya saya untuk mengurangi sampah dengan berjualan sedotan, hal kecil memang, tetapi saya yakin bisa menularkan ke teman-teman,”ucapnya. (ria/aro)