
RADARSEMARANG.ID – Perpindahan Ibu Kota Kabupaten Semarang dari Ungaran ke Bawen segera direalisasikan. Harapannya, bisa menggerakkan pelayanan yang lebih merata dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berikut bincang-bincang wartawan Jawa Pos Radar Semarang Maria Novena Sinduwara dengan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Semarang yang juga Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Nurul Huda.
Apa pertimbangan pemindahan Ibu Kota Kabupaten Semarang dari Ungaran ke Bawen?

Melihat dari peta memang tidak sinkron. Titik tengah Kabupaten Semarang jika dilihat dari peta, bukan Ungaran. Tepatnya, area Bawen. Perlu diingat, setelah Kota Salatiga itu masih ada Kabupaten Semarang. Sebelum Boyolali juga ada Kabupaten Semarang. Selama ini titik pemerintah di Ungaran, terlalu jauh sehingga tidak efektif. Di samping itu, Ungaran juga sudah penuh saat ini. Artinya perlu lahan hijau yang seimbang,
Seberapa besar dampak pemindahan Ibu Kota Kabupaten Semarang ke Bawen?

Dampak baik pastinya. Saya rasa lebih banyak. Terutama pada pelayanan. Kan lebih dekat. Tepatnya di tengah Kabupaten Semarang. Terutama pada kesehatan dan pendidikan. Melihat peta Kabupaten Semarang arah selatan selama ini kan kesulitan. Banyak yang akhirnya lari ke Salatiga untuk pelayanan kesehatan maupun pendidikan. Karena memang di bagian selatan tidak bisa dipungkiri rumah sakit masih sedikit. Tapi tetap ada dampak buruknya, harus melakukan adaptasi dan menyusun regulasi baru lagi nantinya.
Bagaimana pertumbuhan ekonominya jika Ibu Kota Kabupaten Semarang pindah?
Ini yang menarik. Ungaran memang sudah zona kuning dan perlu penghijauan. Sedangkan Bawen masih banyak peluang untuk pengembangan. Bahkan menjadi salah satu pilar Kabupaten Semarang ada perindustrian. Bisa ada pengembangan di situ. Kan selama ini pengembangan di Ungaran dan sekitarnya. Ketika ibu kota geser, bisa jadi peluang perindustrian kembali meningkat.
Apa imbauan pemerintah dan masyarakat terkait perpindahan Ibu Kota Kabupaten Semarang?
Setelah mengantongi seluruh persyaratan administrasi yang dibutuhkan, pemerintah harus memikirkan tata perencanaan pusat pelayanan. Jangan awur-awuran. Harus matang, karena ini tidak untuk lima tahun ke depan saja. Jutaan warga Kabupaten Semarang menaruh harapan besar ini. Rumah sakit bisa ditambah, sekolah juga bisa jadi ditambah. Ekonomi pun bisa. Bawen destinasi wisata juga saya rasa banyak. Ini bisa menjadi penyangga lebih kuatnya Kabupaten Semarang. (ria/ida/bas)