
RADARSEMARANG.ID, Nasib Lady Sandi sungguh malang. Seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Rumah tangganya hancur. Masih dapat hujatan dari sang mertua.
Ibu satu anak ini harus menelan pil pahit. Pernikahan yang diidamkannya, berakhir ambyar di Pengadilan Agama.

Suaminya, John Dori, berbuat kasar. Ia tak menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami. Tujuh tahun menikah, Lady tak pernah diberikan nafkah lahir. Semua pengeluaran rumah tangga berasal dari penghasilannya.
Sedangkan John hanya asyik di rumah dan keluyuran dengan teman-temannya. Disuruh kerja nggak mau. Malah sibuk main judi.

Akibatnya, Lady yang tak tahan pun memilih untuk berpisah. Ditambah mertuanya juga ikut campur. Segala urusan yang berkaitan dengan John selalu mendapat pengawasan. Meskipun anaknya salah. Mertuanya terus membela.
“Dia (John Dori) itu memang anak mami. Sedikit-sedikit lapor, padahal harusnya kan jadi pemimpin,” keluh Lady.
Ketika menunggu giliran sidang, Lady bercerita tentang rumah tangganya yang sudah berada di ujung tanduk. Selain tak tahan dengan sikap suaminya, Lady juga sakit hati dengan perkataan mertuanya. Sudah tahu sang anak bersalah karena tak pernah bekerja dan memberi naflah, mertuanya malah terus menyanjungnya dengan beragam prestasi.
“Sudah nggak dikasih nafkah, masih dihina mertua, yo lelah aku mbak,” katanya.
Wanita 32 tahun ini harus bekerja menjadi buruh pabrik. Sehingga kebutuhan keluarga tetap tercukupi. Sedangkan anaknya biasa dititipkan pada pengasuh.
“Kalau nggak kerja ya nggak makan. Kalau kerja gini uang kan ya buat bayar pengasuh juga. Serba salah jadinya,” akunya.
Sedangkan suaminya tidak pernah berusaha mencari pekerjaan. Yang ada malah minta uang untuk main judi. Jika tidak dikasih akan marah-marah. Belum lagi utangnya yang menggunung akibat kalah main. Lady lah yang harus membayar.
Lama-lama Lady kena tekanan batin. Ia pun memilih untuk berpisah. Kini, keduanya masih menjalani sidang perceraian di Pengadilan Agama Semarang.
“Isih kon kerjo, bayar utang, ngopeni bojo. Lak yo mending pisah kari ngopeni anak,” tandasnya. (kap/aro)