RADARSEMARANG.ID, Menikah tak hanya menerima kelebihan pasangan. Kekurangan pasangan pun harus diterima dengan lapang dada. Ini menjadi pondasi awal dalam membangun mahligai pernikahan. Jika salah satu tak bisa menerima kekurangan pasangan. Rumah tangga bisa kandas.
Seperti yang dialami Lady Sandi. Suaminya, John Dori, 28, yang telah menikahinya selama empat tahun tega menceraikannya. Mereka memang saling mencintai. Awalnya pernikahan mereka berjalan adem ayem. Sampai tiba waktunya mertua Lady menginginkan cucu di keluarganya.
Namun John dan Lady masih belum dikaruniai buah hati. Empat tahun menikah bukanlah waktu yang sebentar. Orang tua John selalu mendesak keduanya agar cepat punya momongan. Konsultasi ke dokter dan pergi ke pengobatan tradisional sering dilakukan. Tapi hasilnya belum terlihat.
“Mertua saya sudah kebelet punya cucu, Mbak. Tapi mau gimana sampai saat ini masih belum diberikan rezeki,” kata Lady.
Keinginan orang tua John yang sudah tak bisa ditolak ini mengakibatkan pernikahan mereka sering cekcok. Ditambah teman-teman John juga selalu menanyakan kapan punya anak. Pertengkaran pun hampir setiap hari terjadi. Sampai suatu saat ibunya menyuruh John untuk menceraikan Lady, dan mencari wanita lain. John pun mengutarakan niat ibunya kepada istrinya.
“Sakit hati aku Mbak dikata-katain mandul nggak bisa punya anak. Ibu nyuruh kita cerai,” akunya sedih.
Akibat kejadian ini, pasangan suami istri ini sempat pisah ranjang. Hingga akhirnya John memutuskan untuk benar-benar pisah dengan Lady. Tak mau disebut sebagai anak durhaka, John terpaksa menceraikan istrinya.
“Aku paham Mas John ingin menjadi anak yang berbakti sama orang tua. Tapi apa dia nggak berpikir tentang perasaanku?” ucapnya pilu.
Saat ditemui keduanya pun sedang menjalani persidangan di Pengadilan Agama Semarang. Lady mengaku pasrah dengan kondisi yang telah menimpanya. Ia juga sudah tak tahan dengan perlakuan mertua yang selalu mendesak dan memaksa dirinya.
“Pasrah saja. Mungkin Allah punya jalan kebahagian tersendiri untuk saya setelah ini,” katanya. (cr4/aro)
