
RADARSEMARANG.ID, Lady Sandi sudah menyadari sejak lama jika suaminya toxic. John Dori ini hobi utang. Apalagi ia menerapkan gali lubang tutup lubang. Praktis, urusan jadi panjang. Selama ini, hasilnya bekerja tak pernah kelihatan karena untuk menutup utang. Itupun belum selesai hingga sekarang.
“Ya ke teman, ke saudara, ke tetangga, sampai bingung saya,” cerita Lady.

Selain utang, John juga hobi menyekolahkan BPKB sepeda motor alias digadaikan. Padahal sehari-hari butuh kendaraan untuk kesana-kemari. Karena butuh, John pun meminjam motor dengan cara gadai ke temannya. “Begitu terus. HP juga begitu. Saya pusing kenapa suami selalu dilingkari utang,” katanya.
Setiap utang, John tak pernah bilang ke Lady. Tiba-tiba sudah menumpuk dan ditagih. Ia juga tak tahu John berutang untuk apa, pasalnya Lady tak pernah menikmati atau dibelikan barang-barang baru. Ia hanya menerima jatah harian.

“Dulu pernah terlilit utang yang ngurus orang tuanya. Sekarang terlilit utang lagi, tapi gak pernah bilang itu kepake buat apa uangnya,” ujarnya.
Lady jadi kesal. Karena tidak menikmati, namun ikut membayar. Tak jarang, demi menjaga rasa malu Lady mengorbankan tabungannya untuk melunasi utang suami. Karena inilah mereka sering berantem. John yang susah diberitahu, dan Lady sudah sangat lelah menghadapi suaminya.
Ia mengaku sudah tidak tahan dengan sikap John yang demikian. Ia ingin lepas dari ikatan pernikahannya, sudah mencoba berkali-kali gagal. Hal ini karena Lady lemah perasaan dan tidak tegaan. Namun, jika dirasakan setiap hari, hanya makan ati, dan nambah beban pikiran.
Ia konsultasi dengan orang tua dan mertuanya. Karena jika dibiarkan terus-menerus, ia bisa stres. Berkat dukungan keluarganya, Lady meyakinkan diri untuk bisa hidup mandiri tanpa John Dori. Di Pengadilan Agama Kota Semarang, ia mengurus segala sesuatu untuk menyelesaikan rumah tangganya. “Tenan, rasanya capek begini terus,” ucapnya. (ifa/aro)