33 C
Semarang
Selasa, 6 Juni 2023

Suka Rubrik Sosok, Ambyar, dan Untukmu Guruku

Sarbun Hadi Sugiarto, Kepala SMP Negeri 3 Ungaran, Pembaca Setia Koran Jawa Pos Radar Semarang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID – Keberadaan surat kabar ataupun koran saat ini memang tengah bersaing dengan perkembangan teknologi salah satunya media online. Namun keberadaan koran juga masih dibutuhkan oleh sebagian kalangan yang mesih memiliki minat untuk membaca koran.

Tidak hanya memberitakan kejadian ataupun peristiwa yang ada di daerah-daerah. Koran merupakan salah satu media penting untuk menunjang pendidikan seperti di koran Jawa Pos Radar Semarang yang memfasilitasi para guru untuk menulis artikel ilmiah populer. Hal ini juga dirasakan oleh Kepala SMP Negeri 3 Ungaran Sarbun Hadi Sugiarto.

Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini juga merupakan salah satu pembaca setia koran Jawa Pos Radar Semarang. Sejak masih di Jawa Timur, keluarganya selalu berlangganan koran Jawa Pos hingga sekarang saat ia pindah ke Kabupaten Semarang.

“Keluarga saya itu berlangganan koran Jawa Pos ketika masih harga Rp 50 hingga Rp 100 per eksemplar. Di mana dulu masih ramai-ramainya tentang Persebaya hingga perang Irak-Iran,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Memang sejak kecil, ia sangat gemar membaca, terutama membaca majalah dan koran. Baik majalah berbahasa Indonesia maupun bahasa Jawa. Berawal dari kebiasaan membaca koran di Jawa Timur hingga pindah ke Jawa Tengah membuatnya sudah jatuh hati kepada koran Jawa Pos. Karena dengan gaya penulisannya yang berbeda dengan media lainnya.

“Tetapi bedanya apa, saya tidak terlalu bisa mendeskripsikan. Mungkin dari keterikatan pernah tinggal di Jawa Timur, makanya cocok dengan pemberitaan di koran Jawa Pos,” ujarnya.

Sarbun mengatakan, untuk kopel Radar Semarang di Jawa Pos sendiri, menurutnya, gaya bahasa hingga rubrik yang ada di dalamnya tidak jauh berbeda dengan yang ada di koran Jawa Pos. Dengan berbagai macam rubrik yang ada, mulai dari berita kedaerahan hingga berita-berita ringan, seperti yang ia suka baca, yakni rubrik Sosok dan Ambyar di halaman pertama koran Radar Semarang.  “Itu bisa memperingan di tengah-tengah berita yang isinya berat-berat,” jelasnya.

Ditambah lagi dengan rubrik Untukmu Guruku yang menyediakan ruang untuk para guru menulis artikel ilmiah populer. Ia juga sering mengirimkan hasil artikel miliknya yang kemudian dimuat di koran Radar Semarang. Selain itu, rubrik Untukmu Guruku membantu para guru untuk memenuhi kewajiban publikasi ilmiah, sekaligus mempercepat kenaikan pangkat. Karena artikel ilmiah populer yang dimuat bisa dinilaikan untuk Penilaian Angka Kredit (PAK).

“Beberapa kali ini Radar Semarang juga mengadakan pelatihan penulisan di Kabupaten Semarang. Dan itu merupakan sebuah hubungan mutuliasme antara para guru dan Radar Semarang,” katanya.

Ke depannya, ia berharap pemberitaan daerah, khususnya Kabupaten Semarang diperbanyak lagi. Karena dari aspek georgrafis, wilayah Kabupaten Semarang lebih luas dibandingkan dengan daerah tetangga, seperti Kota Salatiga. Selain itu, potensi pariwisata, sosial budaya, ekonomi, industri, dan lainnya bisa diangkat dan dipublikasikan.

“Dan koran saat ini harus bisa bertahan dan melakukan inovasi agar kaum milenial tertarik untuk membaca. Tidak hanya kalangan tertentu yang bisa menikmati koran,” ujarnya. (nun/aro)

Reporter:
Nurfa’ik Nabhan

Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya