26 C
Semarang
Jumat, 2 Juni 2023

Selama Masih Sehat Tetap Ingin Jadi Agen Koran

Sukro Hartono, Agen Koran Jawa Pos Radar Semarang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID – Tahun 1967, kali pertama Sukro Hartono menjadi loper koran. Sudah 56 tahun Sukro berkecimpung di dunia distribusi koran. Karirnya berkembang, ia tak mandeg menjadi loper saja namun berhasil memiliki agen. Agen Simongan namanya.

Dikatakan Sukro pada Jawa Pos Radar Semarang, hobi membaca mengantarkannya bertahan hingga kini. Lika-liku dunia koran sudah ia lalui. Panas dan hujan bukan jadi soal. Meski pernah rugi hingga puluhan juta rupiah, tetap tak menghentikannya menjadi bagian dari media.

“Selama saya masih sehat ya akan terus bekerja. Agen koran sudah telanjur menjadi jiwa saya. Karena ya kalau di rumah kesepian, kalau kerja kan dapat uang,” ujar dia.

Pria 72 tahun ini mengakui, pernah mengalami kesulitan dalam berusaha. Modal tak balik, uang dipinjam, hingga tombok. Bahkan, demi tetap mempertahankan usahanya ia rela menjual dua bidang tanah di daerah Tugu Suharto, Kelurahan Sampangan. Padahal, tanah itu pun ia dapat dari hasil menjadi agen koran. “Ya waktu itu karena tergiur promo sehingga ambil koran banyak ternyata ada yang tidak laku lumayan, lalu uangnya diutang sama loper. Waduh, pokoknya kalau diingat bikin gregel,” tutur Sukro sambil tepuk jidat.

Dukanya belum usai. Ia acapkali menghadapi loper alias anak buahnya yang nakal. Terkadang, lanjut Sukro, uang hasil penjualan koran tak diberikan karena untuk kebutuhan loper seperti membayar sekolah anaknya. Ada pula yang berutang jutaan rupiah, namun dicicil dengan nominal yang sedikit. “Tapi ya tidak papa. Kalau sudah kebangetan ya saya tidak kerjakan lagi. Saya tetap bertahan karena senang membantu, Tuhan memberkati, kan saya dulu juga dari nol,” kata bapak dua anak ini.

Diungkapkan Sukro, perjalanan menjadi agen memang cukup panjang. Dimulai dari menjadi loper koran di wilayah Johar, jualan pakai sarung karena tak memiliki celana, hingga akhirnya memiliki 10 anak buah, dan beberapa pelanggan tetap. Sampai kini, pelanggannya ada yang sudah 30 tahun.

Dalam mengatasi hiruk pikuk dunia usaha agen koran, Sukro dibantu sang anak. Mengingat usianya yang tak lagi muda, ia butuh pertolongan untuk mengantar koran di tempat pelanggannya yang cukup jauh. Meski demikian, saban hari setiap 02.15, ia sudah berangkat untuk mengais rejeki. Dengan sepeda motor bebek, tas besar dilengkapi tali untuk mengangkut koran, ia bersiap memulai hari membagi informasi. Ia mengambil koran di empat media, termasuk Jawa Pos Radar Semarang. Tempat mangkalnya di Jalan Pandanaran. Ia membagi koran-koran itu untuk anak buahnya.

Tanggungjawabnya tak sebatas membagi saja, namun ia juga keliling mengontrol loper-loper. “Setiap jam 06.00 saya keliling, menengok satu persatu loper saya di bangjo (traffic light) sekitar Jalan Pandanaran. Gunanya kalau ada yang masih (koran) bisa saya putarkan ke loper lain, biar semua bisa laku terjual,” katanya mengungkap.

Hasil menjadi agen selain yang sudah dikorbankan tadi, ia sangat bersyukur bisa memiliki rumah. Alamatnya di Kelurahan Ngemplak Simongan. “Apapun yang sudah berlalu itu saya bersyukur, tidak lagi ngontrak. Walaupun rumah tak besar tapi nyaman karena sudah milik sendiri,” tandas Sukro. (ifa/ton)

Reporter:
Ida Fadilah

Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya