26 C
Semarang
Selasa, 28 Maret 2023

Adhe Sukma Pamungkas, Custome Creator yang Awalnya Diremehkan, Kini Karyanya Tembus Luar negeri

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Kegemarannya menggambar sejak kecil, mengantarkan Adhe Sukma Pamungkas menjadi custome creator. Meski belajar secara otodidak, hasil karya Adhe tak bisa diremehkan. Buktinya karyanya pernah mendapat penghargaan internasional sebagai Best International Costume pada Miss Global 2018. Pesanannya juga sampai luar negeri.

KHAFIFAH ARINI PUTRI, Radar Semarang

NAMANYA Adhe Sukma Pamungkas. Pekerjaan yang ia geluti cukup unik. Sejak 2017, pria yang biasa disapa Adhe ini menekuni dunia custome creator. Sejak kecil kegemarannya memang berkecimpung di dunia seni. Terutama di bidang gambar dan membuat beragam kerajinan tangan. Ternyata hobinya ini mengantarkannya pada kesuksesan.

Ketika koran ini datang menyambangi rumahnya, Adhe sedang bergelut dengan lem tembak, manik-manik, dan beragam pernak-pernik lainnya. Ruang tamu di rumahnya disulap menjadi tempat kerjanya. Ada etalase yang berisi semua perlengkapan kerja. Adhe menatanya dengan rapi. Tak lupa kostum buatannya juga dipajang.

Sambil bekerja, Adhe menceritakan kisahnya awal menjadi custome creator. Lika-liku kehidupan telah dijalani. Mulai dari disepelakan orang-orang, tak dipercaya orang tua, hingga kini semua orang takjub kepadanya. Begitupun dengan orang tuanya yang saat ini mendukung penuh pekerjaannya.

Pria berkaos putih dan mengenakan jaket jins ini mengaku, sejak lulus SMA mempunyai tekad untuk membangun usaha. Ia tak meneruskan kuliah karena terkendala biaya. Akhirnya, sembari mencari pekerjaan, ia juga memulai bisnisnya ini.

“Sejak kecil memang sudah suka menggambar akhirnya terbawa sampai dewasa. Bisa jadi seperti sekarang ini aawalnya cuma iseng. Jadi, sembari nunggu interview kerja setelah lulus, saya suka gambar dan saya unggah di sosial media, ternyata ada yang minat,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Pria berusia 24 tahun ini mengaku ada yang tertarik dengan gambarnya. Seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) di Semarang memintanya untuk dibuatkan kostum karnaval. Awalnya sempat ditolak, karena ia hanya bisa menggambar dan belum pernah membuat secara langsung.

Selain itu, pria yang tinggal di Jalan Darat Lasimin, Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang Utara ini juga tidak mempunyai modal sedikitpun. Karena terus dipaksa, Adhe mengiyakan. Semua bahan waktu itu dibiayai oleh customer.

“Mahasiswa itu terus meyakinkan kalau saya bisa, akhirnya saya buat sebisa mungkin, dan itu momen pertama kali. Akhirnya saya bisa membuat kostum karnaval,” kenangnya.

Setelah membuat satu kostum, Adhe terus meng-upgrade dirinya. Pria multitasking ini bahkan mengerjalan semuanya sendiri. Mulai mengecat, membuat cetakan, merangkai pernak-pernik, bahkan hingga menjahit pakaian.

Mulai dari kostum yang ringan hingga rumit pernah dibuat. Bahannya pun beragam. Mulai bahan biasa, kostum dengan bahan sampah plastik, hingga kostum dengan bahan sayuran.

“Dari orderan itu, akhirnya saya mulai mengembangkan hobi dan sekaligus mulai saya jadikan bisnis,” akunya.

Menurutnya, ada suka duka menjalani bisnis custome creator ini. Adhe menyukai kegiatannya karena berhubungan dengan dunia seni. Baginya, merintis bisnis ini dijadikan sebagai tantangan untuk terus berinovasi dan menciptakan ide mengenai hal-hal baru.

Sementara itu, duka juga pernah dirasakannya ketika awal merintis bisnis, tidak mendapat support dari orang tuanya. Namun Adhe tak ambil pusing. Justru banyak orang yang meremehkan, ia jadikan motivasi. Dengan tekad, kerja keras, terus berusaha, dan konsisten, kini Adhe membuktikan bahwa karyanya bisa mendapatkan beragam penghargaan.

Seperti Best International Costume pada Miss Global 2018 (dikenakan oleh Naja Hanifah Miss Global DKI Jakarta 5), Top 3 Best National Costume Putri Kebudayaan Indonesia 2019 (dikenakan oleh Belinda, Putri Kebudayaan DKI Jakarta 3), Top 3 Best National Costume Putri Hutan Indonesia 2020 (dikenakan oleh Putri Hutan Aceh), dan paling baru, Juara 1 Defile Recycle Kategori Senior dalam Semarang Night Festival (SNC) 2022.

“Awalnya sempat diremehkan. Orang tua juga pernah bilang kostum-kostum kayak gitu buat apa? Apa bisa menghasilkan uang? Mending cari kerja yang jelas saja gitu. Ya, wajar orang tua penginya anak kerja yang jelas. Tapi itu semua saya jadikan motivasi, dan sekarang saya bisa membuktikan. Sekarang orang tua juga mendukung penuh,” katanya.

Menurutnya, kebanyakan pemesan biasanya meminta untuk dibuatkan kostum tradisional untuk mengikuti ajang pameran. Selain itu, juga tema nasionalisme seperti burung Garuda. Kostumnya ini ia sebut dengan Garuda Nusantara. Pembuatan satu kostum bisa memakan waktu satu hari hingga satu bulan tergantung dari kerumitannya.

Setelah lima tahun berkecimpung di dunia costume creator, Adhe mengaku kostum buatannya sudah mulai dikenal banyak orang. Bahkan sering kebanjiran order dan menolak customer karena tak sanggup dengan deadline yang mepet.

Adhe juga pernah menerima pesanan dari luar negeri. Seperti China, Malaysia, Thailand, dan Taiwan. Jika ada costumer yang ingin membeli, biasanya dibandrol Rp 4 juta untuk satu kostum. Tergantung bahan dan kerumitan membuatnya.

“Alhamdulillah sekarang sudah mulai dikenal. Sebulan bisa buat 5-7 kostum. Bahkan sering menolak orderan karena memang sudah kuwalahan. Karena dari buat desain, jahit baju, sampai pernak-pernik saya sendirian, tidak dibantu orang,” ungkapnya.

Selain menerima jasa pembuatan, Adhe juga menerima jasa sewa kostum dan jasa pembuatan desain. Sewa satu kostumnya dibandrol mulai harga Rp 500 ribu, tergantung dari kerumitan desain. Sedangkan untuk desain gambar ia bandrol dengan harga Rp 250 ribu.

“Beda lagi kalau sewa dengan tema baru, dan saya harus buat kostumnya. Itu saya bandrol mulai Rp 3 juta,” tandasnya.

Ke depan Adhe mempunyai keinginan untuk mempunyai toko sendiri. Toko tersebut akan dijadikan sebagai tempat kerja sekaligus mendisplay karyanya. (*/aro)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya