26 C
Semarang
Selasa, 28 Maret 2023

Inisiasi Sedekah Sampah dan Minyak Jelantah, Kepala SD Muhammadiyah Sukorejo Raih Penghargaan IGPA

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID – Berawal dari inisiasi sedekah sampah dan minyak jelantah, Kepala SD Muhammadiyah Sukorejo (Muhas) mendapatkan penghargaan Indonesia Green Principal Award (IGPA) 2023.

Tak tanggung-tanggung, Butuk Kemusih meraih dua penghargaan sekaligus. Yakni Outstanding Dedicated Principal on Circular School Initiatives dan Outstanding Program Planning on Rething Circular Award.

Butuk Kemisih ini akrab dipanggil Butuk atau Pak Is. Dia meraih penghargaan dari sebuah program tentang sirkular ekonomi.

Penghargaan itu diselenggarakan oleh Janitra Bhumi Indonesia Education Consulting bekerja sama antara IGPA dengan Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD), Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT), dan Universitas Gajah Mada. Setidaknya, ada 22 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.

Kepala Sekolah (Kepsek) Muhas ini menjelaskan, Outstanding Dedicated Principal on Circular School Initiatives merupakan program strategis untuk bisa masuk dan menjadi bagian dari materi yang diajarkan. Yakni dengan meramu dalam kurikulum maupun hidden kurikulum sekolah.

“Upaya yang telah kami lakukan dalam program tersebut adalah kegiatan sedekah sampah dan minyak jelantah. Itu telah diinisiasi dan dijalankan di SD Muhammadiyah Sukorejo sejak satu tahun terakhir,” katanya Rabu (25/1).

Butuk melanjutkan, selama ini di SD Muhas terdapat sebuah budaya. Yakni siswa membawa sampah layak jual berupa kardus, buku bekas, botol plastik serta kaleng bekas.

Hal itu dilakukan setiap hari Jumat. Sampah yang terkumpul, kemudian dijual. Adapun dana hasilnya, digunakan untuk membantu pembangunan gedung sekolah dan beasiswa.

“Sampah yang dikumpulkan menjadi nilai jariyah sampah. Dan Alhamdulillah, dana yang terkumpul selama setahun mencapai Rp 9 jutaan,” jelasnya.

Butuk mengakui, ada rasa prihatin terhadap budaya masyarakat yang kerap membuang sampah sembarangan. Pasalnya, masyarakat masih menerapkan siklus ekonomi linier.

“Siklus ekonomi linier selama ini adalah ambil-pakai-buang, ‘take-make-dispose,’ yang telah membuat planet bumi terbebani luar biasa hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak pernah habis,” ujarnya.

Reporter:
Devi Khofifatur Rizqi

Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya