
RADARSEMARANG.ID – Sampah plastik dan kertas di tangan siswa SMP Negeri 2 Ambarawa, Kabupaten Semarang disulap menjadi produk kerajinan bernilai jual tinggi. Ada tas dari anyaman sampah plastik dan kertas hingga aneka vas bunga lengkap dengan bunga warna-warni.
Berawal dari keprihatinan melihat kondisi sampah plastik tak kunjung berkurang, para siswa SMP Negeri 2 Ambarawa menggelar projek pemanfaatan sampah. Mereka melihat produk kerajinan dari limbah sampah plastik dan kertas. Projek pemanfaatan sampah ini merupakan bagian dari penerapan kurikulum merdeka. Mereka mengusung tema sampah jadi berkah.

Naufal Fais Permana, siswa kelas 7 SMP Negeri 2 Ambarawa mengaku risih dengan adanya sampah plastik. Terutama saat di rumah dan di lingkungan sekolah.
“Setiap orang pasti membeli bahan makanan atau jajan yang dibungkus plastik. Sampahnya kerap dibuang sembarangan,”katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Dari situ muncul ide memanfaatkan sampah menjadi barang bernilai jual. Ia dan teman-temannya membuat tas dari anyaman sampah plastik maupun kertas. Ada juga aneka vas bunga dan aneka bunga plastik kresek. Tak hanya itu, ada pernak-pernik, tempat gelas, hingga furniture berupa meja dan kursi.
Meskipun ini projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) di kurikulum merdeka, Fais dan teman-temannya mengerjakannya tidak setengah-setengah. Sampah yang ada di sekitar rumah diangkut ke sekolah dan dijadikan bahan. “Kan lumayan bisa dijual lagi jadi cuan (uang),”ucapnya sambil tertawa.
Untuk membuat kerajinan dari sampah plastik dan kertas itu tak perlu modal banyak. Hanya mengumpulkan plastik bekas. Ia mengerjakan bersama teman-temannya. Kerajinan tas ataupun pernak-pernik bisa diselesaikan dalam waktu sehari. Yang membutuhkan waktu lama saat membuat furniture.
“Kalau tempat gelas, vas bunga atau pot itu mudah. Bikin meja dan kursi yang membutuhkan banyak bahan dan tentu waktunya tidak sebentar. Tapi, nilai jualnya lebih tinggi karena tingkat kesulitannya tinggi,”katanya.
Fais mengaku, setelah adanya kegiatan daur ulang sampah ini, ia menjadi mengerti pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Sampah harus dipilah mulai dari rumah. Baik sampah kertas, plastik, kaca, maupun sampah organik.
Kepala SMP Negeri 2 Ambarawa Heri Muryanto menjelaskan, projek sampah menjadi berkah ini untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka. Tak hanya itu, yang terpenting baginya, penerapan pengelolaan sampah ini bisa tertanam di siswanya.
“Disiplin dan konsistensi yang kami tekankan ke siswa. Dari kegiatan di sekolah bisa digetok tularkan ke teman-temannya di rumah dan keluarganya,”harapnya.
Dikatakan, SMP Negeri 2 Ambarawa mendapat predikat mandiri, karena post test-nya meraih predikat baik. Sehingga pendampingan dari fasilitator hanya tiga bulan sekali. Nantinya akan ada tiga tema yang akan diangkat, yaitu gaya hidup berkelanjutan, demokrasi suaraku masa depanku, serta sendratari terjadinya Rawa Pening. (ria/aro)