25 C
Semarang
Senin, 27 Maret 2023

Pernah Diborong Gubernur, Punya Reseller di Madinah

Mhd Shalahhudin Abdul Jabbar, Alumni Teknik Perkapalan Undip yang Sukses Bisnis Rendang Kemasan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.ID, Mhd Shalahhudin Abdul Jabbar sungguh kreatif. Ia berinovasi menciptakan rendang dalam kemasan yang tahan hingga 8 bulan. Bisnisnya itu dimulai sejak masih kuliah, hingga sekarang sudah berkeluarga.

LABIQA LOFTY MARITDZA-RACHMAT PRIHARTONO, Radar Semarang

Berawal dari hobi dan kecintaannya terhadap kuliner, Mhd Shalahhudin Abdul Jabbar berinisiasi untuk membuat rendang yang bisa tahan hingga 8 bulan. Juga dengan kualitas premium dengan teknologi sterilisasi. Ide itu muncul saat Jabbar –sapaan akrabnya—masih menjadi mahasiswa Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro (Undip).

Jabbar mengaku, saat masih menjadi mahasiswa harus lima langkah lebih maju dibanding teman-temannya. Ia pun memanfaatkan salah satu keahliannya, yakni memasak, guna membuat inisiasi ide usaha yang nantinya akan menunjang kehidupannya di masa mendatang. Lalu muncul ide membuat masakan rendang kemasan yang bisa bertahan dalam freezer selama 8 bulan.

Ia mengakui, sebelum membuat rendang kemasan tersebut, lebih dulu melakukan riset mendalam. Jabbar juga meneliti nilai gizi yang terkandung dalam masakan khas Padang Sumatera Barat tersebut.

Baca juga:  Alya Nurul Izzati, Dari Melayu ke Lagu Pop

Nah, pada 2017, pria 25 tahun ini mulai merintis usaha rendang dalam kemasan. Ia mengusung nama brand Rendang Buya. Awalnya, usaha ini dijual secara online di seluruh Indonesia. Namun sekarang Jabbar juga sudah memiliki rumah makan, yang sekaligus menjual rendang kemasan ini di bilangan Jalan Kedungmundu Raya, Semarang.

“Untuk reseller sendiri sudah tersebar di seluruh Indonesia, tepatnya di kota-kota besar seperti, Jakarta, Bandung, Padang, serta kota-kota besar di Kalimantan. Kalau untuk luar negeri, kami punya reseller di Madinah,” tutur Jabbar.

Selama merintis usahanya, ada sekumlah kendala yang Jabbar alami. Di antaranya, kendala pada mesin pembuatannya, manajemen keuangan, serta terkadang bahan baku yang seketika harganya naik, akan tetapi dia tidak bisa begitu saja menaikkan harga produknya yang sudah ditetapkan sejak awal.

Ia juga pernah mengalami kerugian hingga jutaan rupiah dikarenakan bahan baku santan dari pemasok yang bermasalah. Sehingga hal tersebut dijadikan peluang oleh Jabbar dengan membuat produksi santan sendiri yang dinamakan Kelapa Buya. Hingga saat ini usahanya masih berjalan beriringan.

Baca juga:  Elvira Artamevia Navolany, Keluar dari Zona Nyaman

Ditanya tokoh terkenal yang sudah mengonsumsi produknya, Jabbar menyebut nama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. “Waktu itu, Pak Ganjar pernah pesan produk rendang saya senilai Rp 16 juta sebagai oleh-oleh Hari Raya Idul Fitri untuk stafnya. Lalu ada anggota DPR RI yang membeli produk saya. Selain itu, ada dokter dan guru besar,” jelas ayah satu anak ini.

Dalam sebulan, Jabbar bisa meraup omzet sebesar Rp 30 juta. Namun sejak pandemi Covid-19, sangat berpengaruh terhadap penjualannya. Bisa dikatakan turun drastis. Namun Jabbar justru meningkatkan promosi di media online secara masif lagi, sehingga semakin banyak orang yang mengetahui produknya tersebut. Saat ini, produknya bisa dibeli di marketplace online seperti, Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli.com.

Baca juga:  Analisis Fenomena Mundurnya Generasi Milenial dan Generasi Z dari Kursi CPNS

Ditambahkan, satu bungkus rendang, Jabbar mematok harga Rp 80 ribu dengan berat 150 gram. Ia berencana akan mengadakan upgrading product, sehingga tidak di tingkat middle high lagi. Dengan itu, ia akan menaikkan kualitas daging, bumbu, marketing, dan tentunya harga produk pun akan naik.

“Dalam merintis usaha itu harus niat yang kuat, ambisi, komitmen, dan konsisten. Saya merasa memiliki pribadi yang pekerja keras, suka hal tantangan. Maka dari itu, saat saya masih kuliah, ya saya mencoba hal baru dalam berwirausaha,” katanya.

“Saat yang lainnya hanya berfokus pada kuliah, fokus saya malah terbagi menjadi dua. Dan itu harus dilakukan dengan ikhlas juga dengan mental baja tentunya,” ungkapnya.

Jabbar mengatakan, ketika usahanya sukses, bukan hanya untuk mengambil untung yang sebesar-besarnya, tapi juga dapat menghidupi keluarganya, kepentingan sosial, dan membantu sesama. (*/aro)


Baca artikel dan berita terbaru di Google News


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya