
RADARSEMARANG.ID, Kampung Tematik Bonsai di Kelurahan Pongangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, patut diapresiasi. Puluhan warganya melakukan budidaya bonsai. Terutama di RW 04, terdapat 16 pembudidaya.
TITIS ANIS FAUZIYAH, Radar Semarang

ADALAH Rustam. Dia salah satu warga yang paling lama menekuni budidaya bonsai. Minggu lalu, satu bonsainya laku Rp 6 juta. Dibeli kolektor asal Palembang.
“Yang laku itu jenis bonsai mustam, seperti nama saya. Ukurannya besar hampir satu meter,” ceritanya penuh suka cita kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Setiap hari, Rustam menghabiskan waktu di kebun untuk merawat sekitar 300 bonsai miliknya. Ia juga membuat pot dan pilar untuk bonsai di sana. Ia mulai mengoleksi bonsai sejak tahun 1995 dan fokus menekuni budidaya pada 2006.
“Tadinya saya pecandu mancing mania. Tapi lambat laun sadar, kalo mancing tidak produktif dan boros. Akhirnya saya menekuni saja bonsai,” jelasnya.
Dengan tergabung dalam komunitas bonsai, Rustam mampu menjual hasil budidayanya hingga luar Jawa. Bahkan melihat peluang yang sangat bagus kala itu, ia memutuskan keluar dari pabrik kayu agar bisa fokus pada bonsai. Bibit bonsai dibanderol sekitar Rp 20 ribu per tanaman. Sedangkan bonsai yang sudah jadi, dapat dijual hingga puluhan juta rupiah.
Kebanyakan pembeli adalah kolektor atau petani bonsai pemula yang ingin belajar budidaya bonsai. Mereka membeli bibitnya untuk dikembangkan sendiri. Selain itu, Rustam juga banyak menjual bonsai ukuran medium dan bonsai induk. “Saya punya 20 varietas lebih, seperti Bucida, Pusubatu, Tauchi, Beringin, Asem dan lainnya,” imbuhnya.
Sedangkan bonsai yang diminati kebanyakan orang untuk dijadikan pajangan adalah jenis bonsai mameh. Bonsai mameh merupakan bonsai berukuran sedang dan sudah siap dipajang. Jenis tersebut cenderung kecil dan ringan. Bentuknya pun cantik sehingga bisa dipajang di berbagai sudut ruangan dalam rumah.
Untuk budidaya jenis mameh, tetangga Rustam, Agus memiliki banyak varietas. Di halaman rumahnya berjajar puluhan bonsai cantik. Bentuknya seperti miniatur pohon besar. Batangnya dibentuk menggunakan kawat. Untuk jenis tersebut dibanderol mulai Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta lebih, tergantung varietasnya. (*/ida)