RADARSEMARANG.ID, Berbekal keahliannya melukis, Darwo Wibowo merintis usaha kerajinan cinderamata khas militer sejak 2006. Ia memberi nama usahanya Gita Tidar Indah.
ROFIK SYARIF GHIRINDRA PUTRA, Magelang, Radar Semarang
BERBAGAI hasil karya patung tertata rapi di workshop Gita Tidar Indah milik Darwo Wibowo, di Perum Tidar Indah, Kelurahan Magersari, Kota Magelang. Segala bentuk patung berciri khas TNI ada di sana. Seperti patung Jenderal Sudirman, Pangeran Diponegoro, patung Macan Tidar simbol dari Akademi Militer, dan lainnya.
Selain membuat patung, ia juga membuat berbagai macam produk yang berhubungan dengan militer. Di antaranya, gantungan kunci, cinderamata taruna, baju mini, piala/medali, plakat, kuningan, dan aksesori militer lainnya.
Saat ditemui di rumahnya, Kamis (7/1), Darwo tengah sibuk melakukan finishing patung buatannya. Ia bercerita, usaha suvenir militer ini sudah dirintis sejak 2006. Sebelumnya, ia bekerja di bidang reklame. Tapi, karena merasa kurang cocok, mantan seniman jalanan ini mencoba banting setir dengan merintis usaha sendiri.
“Akhirnya ketemu dengan usaha cinderamata yang berhubungan dengan militer ini,” ucap Darwo sambil memoles patung prajurit TNI buatannya.
Ide usaha ini muncul di kepalanya setelah melihat Kota Magelang yang identik dengan militer. Selain itu, suami dari Winarni ini juga sejak sejak kecil memiliki bakat di bidang seni, khususnya melukis. Sehingga tidak ada kesulitan untuk mengembangkan idenya ini.
Dikatakan, saat ini, penjualan patung dan cinderamata militer sudah sampai ke seluruh Indonesia. Tapi yang paling banyak masih di Jawa. Ia kerap mendapatkan pesanan langsung dari Akademi Militer (Akmil) Magelang untuk membuatkan kalender, buku saku militer, dan buku profil.
Di luar Akmil, ia juga sering mendapat pesanan dari Akademi Kepolisian (Akpol), Akademi Angkatan Udara, bahkan sampai menerima pesanan dari luar negeri, seperti Belanda, Portugal, dan Turki.
Bagi Bowo –sapaan akrabnya–yang paling membanggakan adalah pesanan dari petinggi-petinggi TNI di Indonesia. “Kebanggaan saya karena setiap serah terima jabatan di Akmil atau batalyon mana pun pakai hasil karya saya. Biasanya mereka pakai plakat untuk kenang-kenangan, lalu miniatur pedang, medali, dan lainnya,” jelasnya.
Ia menyebutkan sejumlah tokoh TNI yang pernah memesan cinderamata di tempatnya. Seperti Kepala Satuan TNI AD Jenderal Mulyono, mantan Gubernur Akmil Jenderal Gatot Nurmantyo yang pernah menjabat Panglima TNI, mantan Gubernur Akmil Mayjen Eko Margiyono yang baru saja dilantik menjadi Komandan Jenderal Kopassus, dan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman.
“Akhir 2020 lalu, saya mengantar beberapa set patung pesanan Pak Mayjen Dudung Abdurachman, dan saya juga disuruh untuk datang langsung ke Jakarta,” ucapnya.
Ia mengatakan, untuk proses pembuatan patung tidak memakan waktu yang banyak. Kira-kira satu patung hanya 10 menit selesai. Sehari bisa membuat 20 patung. “Yang paling sulit dan lama itu adalah membuat cetakannya atau saya sebut masternya,” ujarnya.
Untuk harga patung cukup terjangkau, mulai Rp 100 ribu- Rp 200 ribu, tergantung model dan tingkat kerumitan dari patung yang dibuat. Selain itu, untuk harga cinderamata yang lain cukup terjangkau mulai Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. (*/aro)