
RADARSEMARANG.ID, Di tengah pandemi Covid-19 ini, aktivitas gowes marak dilakukan masyarakat. Salah satunya dilakukan oleh Komunitas Sepeda Biscuit. Komunitas ini selalu mengajak anggotanya menerapkan protokol kesehatan.
IDA FADILAH, Radar Semarang

BERSEPEDA kini menjadi bagian dari gaya hidup. Hampir di setiap kota bermunculan komunitas pesepeda. Mereka biasa gowes bareng berkeliling kota. Termasuk di Kota Semarang. Masyarakat menyerbu toko-toko sepeda. Penjualan pun meningkat. Komunitas Sepeda Biscuit Semarang menjadi komunitas yang patut dicontoh. Di tengah pandemi ini, pesepeda tetap menerapkan protokol Kesehatan.
Ketua Komunitas Sepeda Biscuit Agus Susilo mengatakan, maraknya kegiatan bersepeda ini merupakan hal positif. Dengan demikian, ia ingin gowes tidak hanya seumur jagung. Namun bisa berkelanjutan. Saat ini, Biscuit belum menerapkan gowes bersama atau rombongan. Yang ada, para anggotanya gowes secara personal atau mandiri.

“Kalaupun bersama-sama upayakan dalam skala kecil 4-5 orang. Pastinya tetap memakai masker, jaga jarak, hindari rute keramaian, jangan mampir warung kecuali takeaway maupun jangan berhenti untuk berkumpul terlebih dahulu,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Menurut Agus, gowes ini sebagai alternatif kegiatan yang secara kebugaran disarankan, namun harus dilakukan secara tepat utamanya di tengah pandemi. Artinya, manut dengan aturan PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang berlaku di Kota Semarang. Ia berharap, untuk saat ini bersepeda difokuskan pada aktivitas fisik. Bukan untuk berkerumun dulu.
Ia menambahkan, gowes merupakan kegiatan yang menyenangkan, terutama bagi seseorang yang baru pertama bersepeda. Ia dan Biscuit akan terus menebar ke-bike-an (baca=kebaikan) di Kota Semarang. Selain itu, komunitas ini juga akan gencar mengampanyekan program Gowes Smart, yaitu Solo Riding-Masker-Arm/Glove-Rute Seri-Timing Sunyi.
“Kami akan menebar ke-bike-an. Gowes Smart ini kampanye nasional dari beberapa pegiat sepeda dan ahli Kesehatan. Kami mengampanyekan melalui media sosial, namun belum dalam bentuk gowes bersama,” katanya.
Pihaknya berharap, dengan banyaknya masyarakat yang bersepeda nantinya akan berdampak pada penggunaan sepeda itu sendiri sebagai sarana transportasi sehari-hari. Sehingga masyarakatnya sehat, dan penggunaan kendaraan pribadi menjadi berkurang. Tentunya akan menjadi solusi macet dan mengurangi polusi udara. Hingga saat ini, komunitas yang berdiri sejak 2014 silam telah memiliki sekitar 50-an anggota. Sebelum ada pandemi, komunitas ini menggelar Biscuit of the month, arah rute perjalanan ke arah sesuai tema yang dibuat. “Ke daerah wisata Tegal, Pemalang, Jogja, Solo dan Magelang,” tuturnya. (*/aro)