
Hidup di dalam penjara tak memupus kreativitas Edi Susanto dan Dimas Adi Kurniawan. Keduanya menghasilkan karya batik dan lukisan yang bernilai jual tinggi. Seperti apa?
JOKO SUSANTO, RADARSEMARANG.ID

GORESAN cat di atas kain membuat pola gambar yang indah mirip dengan aslinya. Ia melukis gambar yang cukup rumit, seperti gambar motor hingga detail mesinnya. Detail mesin digamber di atas kain kanvas putih dengan alat bantu kertas dan pensil. Gambar tersebut agar lebih sama dengan aslinya dikonsep menggunakan mal-mal ataupun garis-garis gambar. Selain itu, ia juga sesekali mewarnai berbagai gambar motif orang yang sudah dilukis lebih dulu.
“Ini kan yang lagi saya buat bentuknya wajah. Jadi, lebih rumit dari pada motif batik biasa. Kalau yang ini nanti bukan buat baju, tapi dipigura,”kata Edi Susanto yang dipenjara di Lapas Kedungpane sejak 2017.

Diakui pria 37 tahun ini, semua alat dan bahan di bengkel kerja sudah dipersiapkan oleh pihak Lapas Kedungpane. Seperti, canting, pewarna, kompor kecil, kain, lilin, dan lain sebagainya. Ia berharap dengan adanya fasilitas ini, dirinya dan rekan-rekannya dapat memiliki keterampilan baru yang dapat diterapkan ketika menghirup udara bebas nantinya.
“Kami tinggal pakai saja. Kita juga nggak disuruh buat bayar, tapi nanti kalau dapat pesanan baru sistemnya bagi hasil dengan lapas, saya pribadi kalau sudah bebas, mau menekuni bidang ini (mengambar kain),” kata narapidana kasus narkotika yang vonis 4 tahun 2 bulan penjara ini kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Berbeda lagi dengan, Dimas Adi Kurniawan. Napi perkara narkotika berusia 25 tahun ini mengaku sudah bergabung di bengkel kerja sejak satu tahun lalu. Ia sendiri lebih banyak menyibukkan diri dalam pembuatan batik lukis. Terkait harga yang dipatok, disebutkannya, dibanderol dari harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Menurutnya, semua tergantung bahan dan kerumitan mengambar polanya.
“Lumayan untuk menyalurkan hobi. Apalagi bisa dapat penghasilan juga dari kegiatan ini. Kadang hasilnya bisa diberikan untuk tambahan keluarga, tapi memang ndak maksimal,”katanya.
Kepala Lapas Kedungpane Semarang Dady Mulyadi melalui Kabid Kegiatan Kerja Susi Andriany Pohan mengatakan, ada beberapa jenis pekerjaan di bengkel kerja lapas yang dibinanya. Seperti kegiatan membatik, menjahit, membuat handycraft, kaligrafi, produksi cotton bud, mebel, jati pres, hingga beternak dan bercocok tanam.
Fasiltas tersebut, dikatakannya, sebagai upaya membentuk kemandirian para narapidana. Sehingga, setelah berproses di bengkel kerja itu, para narapidana ke depan tidak lagi kebingungan mencari pekerjaan setelah keluar atau bebas dari hukuman. “Finishing-nya para napi bisa bertanggung jawab, mempunyai keterampilan yang bisa mereka jual, atau ada pihak ketiga yang nantinya mengincar mereka,”kata Susi Andriany Pohan. (*/aro)