
RADARSEMARANG.ID, JAKARTA – Menjadi film terlaris di Indonesia tak membuat rumah produksi MD Pictures berpuas diri atas capaian yang diraih KKN di Desa Penari.
Akhir tahun mendatang, film yang diadaptasi dari cuitan Simpleman itu kembali merilis versi terbaru dengan tambahan waktu 40 menit dengan total durasi 2 jam 50 menit.

Manoj Punjabi selaku produser menuturkan, KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni bakal lebih seram sekaligus mencekam.
Sebab, ia menyajikan adegan baru yang lebih mendetail dan sejumlah scene yang dipotong di penayangan perdananya.

Menurut dia, pembuatan KKN di Desa Penari extended version itu sama seperti membuat film baru.
’’70 persen dari editing, 30 persen syuting baru,’’ papar Manoj saat konferensi pers di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, kemarin (10/10).
Tambahan durasi tersebut dipastikan bakal menjawab pertanyaan penonton di KKN di Desa Penari. Bahkan, ada sejumlah scene yang dirombak ulang alur ceritanya dari sudut pandang berbeda.
’’Misalnya, adegan waktu Nur datang kedua kali ke Desa Penari. Kenapa kakek itu geleng-geleng,’’ katanya.
Sutradara Awi Suryadi membocorkan, salah satu tambahannya adalah adegan antara Widya dan ibunya. Sebetulnya, adegan tersebut sudah disiapkan di skenario film sebelumnya. Namun, terpaksa dihilangkan karena keterbatasan durasi.
’’Nggak sempat syuting waktu itu. Makanya di extended ini adegan itu langsung kami syuting,’’ ujarnya. Namun, Awi dan Manoj enggan membeberkan proses syuting tambahan yang dilakukan pihaknya.
Bersambung ke : Versi terbaru itu juga menampilkan sejumlah adegan Badarawuhi yang dianggap janggal di film pertama