
RADARSEMARANG.ID – Forum Teater Kampus Semarang mementaskan Kota Semarang sekarang, dulu dan cita-cita Semarang ke depan. Sebanyak 20 sanggar teater kampus se Kota Semarang terlibat dalam event dengan tajuk Semarang Kuno, Saiki Lan Ngamben.
Ada tiga babak dalam teater Semarang kuno saiki lan ngamben. Pertama membahas Semarang sekarang yang pandemi. Orang cina meninggal lalu pakai baju hazmat covid-19. Ceritanya suasana Ramadan. Bagian kedua menceritakan Semarang Zaman dulu. Di dalamnya ada isu perdagangan dan hanya salah paham.

Terakhir, adalah harapannya dan penyelasaian dari babak pertama. Satu tokoh dari Sendang Mintoloyo di TBRS yang menjadi penengahnya.
“Intinya Semarang itu bukan hanya milik orang Jawa saja, tapi semua boleh memilikinya,” kata Pimpinan Produksi Semarang Kuno, Saiki Lan Ngamben Syarif Ubaidillah kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Ia menambahkan, event tersebut berawal dari ajakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ke Forum Teater Kampus Semarang(Fotkassemarang). Mengangkat tema Warak ngendog Semarang yang menyatukan tiga budaya, Jawa, Cina dan Arab.
Prosesnya melibatkan teater kampus di seluruh Semarang, mulai Undip, Unnes, Polines, Upgris, UIN Walisongo, Unissula. Butuh dua bulan dari naskah dibuat untuk menuntaskan. Dengan melibatkan lima orang aktor, tim lampu dua orang, tim musik ada 18, tim make up ada empat, tim setting ada dua, sutradara atau kurang lebih 25 orang. Ia lantas mencari sutradara dan all kru.
Setelah dapat sutradara yang bernama Yusuf dari Upgris. Sutradara merekomendasikan aktor. Kemudian mencari tim ilustrasi meliputi musik dari UIN. “Saya bersyukur ada tawaran tersebut sehingga bisa mengajak teman-teman yang sudah berproses di teater. Dan prosesnya sangat cepat,” ujarnya.
Bersama dengan Dinas Pariwisata pentas berlangsung di Hotel Gracia empat bulan lalu. a berharap ada kerja sama Dinas dengan fotkassemarang karena sangat berpengaruh terhadap semangat dari anggota fotkas. “Jadi atas nama fotkassemarang. Baru pertama kali ini mas setahu saya,” katanya.
Fotkassemarang sering mengadakan kolaborasi dengan teater antar kampus dan kelompok teater Semarang lainnya. Penyesuaian jadwal untuk berlatih bersama, seperti semingggu dua kali pada jam 9 malam sampai jam 2 pagi. Bahkan, mereka harus berlatih sendiri-sendiri sebelum latihan bersama. Fotkas memiliki 20 sanggar teater yang menyebar di tiap kampus berdiri tahun 2000.
“Pertunjukan teater yang diadakan fotkas biasanya pada hari Teater Dunia. Yang tidak gabung masih banyak lagi,” tambahnya penulis Naskah teater Semarang Kuno Saiki lan Ngamben, Kartika. Semarang Kuno, Saiki Lan Ngamben diambil sebagai upaya untuk mengangkat berbagai sudut pandang di Kota Semarang. (fgr/fth)