
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Rumah Makan Boss Chicken di jembatan penghubung Plasa Simpang Lima dan Mal Ciputra, Semarang Tengah terbakar, Rabu (19/1) sekitar pukul 01.15.
Kebakaran tersebut sempat menggemparkan warga di sekitar lokasi kejadian. Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran itu. Sebab, saat terjadi kebakaran, rumah makan sudah tutup.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Semarang menyebutkan, kebakaran kali pertama diketahui satpam Sofian Catur Ariyanto yang mendapat laporan dari karyawan Hotel Arkenso. Saat itu, seorang karyawan Hotel Arkenso melihat adanya kepulan asap keluar dari jembatan penghubung dua mal tersebut.
“Awalnya saksi melihat di rumah makan tersebut terlihat ada kepulan asap yang cukup tebal. Selanjutnya saksi menyampaikan kepada satpam lainnya, dan segera mendatangi lokasi. Saat dicek, ternyata benar, ada kobaran api,” ungkap Kapolsek Semarang Tengah Kompol Indra Romantika kepada Jawa Pos Radar Semarang, Rabu (19/1).

Selanjutnya saksi dibantu satpam lainnya berusaha memadamkan api dengan menggunakan hydran dan Apar (alat pemadam api ringan). Juga menghubungi petugas pemadam kebakaran (damkar).
Tak berselang lama, dua unit mobil damkar tiba di lokasi kejadian. Kobaran api berhasil dipadamkan sekitar pukul 01.30 dengan menggunakan dua hydran dan 11 Apar. “Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Tidak ada korban jiwa, hanya kerugian material,” katanya.
Kabid Operasional dan Penyelamatan Damkar Kota Semarang Trijoto Poejo mengatakan, diduga kebakaran disebabkan kebocoran pada pipa gas.
“Diduga karena kebocoran gas. Kita turunkan dua unit damkar. Saat itu, sempat terkendala akses masuk terkunci, karena jam operasional sudah tutup,” ujarnya.
Trijoto juga mengatakan, kurang lebih 35 menit sebelum kebakaran di Simpang Lima, si jago merah juga mengamuk di ruko kawasan Anjasmoro Tengah, semarang Barat. Sebanyak empat ruko di Jalan Anjasmoro Tengah RT 1 RW 6, Kelurahan Karangayu, Semarang Barat ludes terbakar, Rabu (19/1) sekitar pukul 00.30.
Menurut Trijoto, penyebab kebakaran tersebut diduga karena kompor gas yang lupa dimatikan oleh pemiliknya. Beruntung, kejadian tersebut tak menimbulkan korban jiwa. Hanya kerugian material yang belum diketahui jumlahnya. “Tidak ada kendala saat proses pemadaman. Namun ruko dan isinya ludes terbakar,”katanya.
Informasi yang diperoleh koran ini, empat ruko yang terbakar dipakai untuk berjualan mie ayam, wedang ronde, ayam goreng Yaesyi, dan toko listrik. Masing-masing berukuran luas 12 × 7 meter persegi. Kebakaran itu kali pertama diketahui oleh Mohammad Riki, 19, pedagang martabak. Saksi melihat kepulan asap hitam yang dikira sampah terbakar.
“Pedagang martabak itu berada di belakang ruko yang berjarak sekitar 25 meter,”ujarnya.
Selanjutnya pedagang martabak itu mengecek ke TKP. Saat itu, saksi mencium bau gas, dan benda plastik terbakar. Kejadian itu langsung dilaporkan ke Ahmad Maulana, 20, karyawan di ruko yang berjualan wedang ronde, lalu menghubungi petugas damkar. “Tiga armada damkar diterjunkan. Proses pemadaman berlangsung sekitar satu jam. Saat kebakaran, listrik PLN dipadamkan,” ujarnya. (mha/aro)