
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Usai daftar ulang PPDB, peserta didik baru akan memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Seluruh wali murid pun mulai menyiapkan dana untuk pembayaran seragam sekolah anaknya.
Jawa Pos Radar Semarang menemui Novi, wali murid di SMK Negeri 4 Semarang. Ia menyatakan belum ada pengumuman resmi dari sekolah soal pembayaran bahan seragam untuk peserta didik baru. Namun pihaknya sudah memperkirakan akan memakan dana sekitar Rp 2,5-Rp 2,7 juta untuk SMKN.

“Kalau SMK kan ada praktik dan magang, seragamnya sepertinya lebih banyak, jadi saya kira wajar sedikit lebih mahal dari SMA,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Novi yang tengah menunggu anaknya menyelesaikan daftar ulang mengaku tak kaget dengan biaya seragam yang mencapai jutaan rupiah. Pasalnya ia hanya membayar seragam saat anak pertama masuk. Selanjutnya biaya sekolah gratis dari pemerintah.

Menurutnya, wajar bila sekolah memerlukan biaya operasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Atau bahkan untuk menggaji pegawai honorer di dalamnya. Hanya saja, perlu kebijakan lanjutan untuk mengatur wali murid yang tidak mampu membayar seragam secara penuh. Sehingga mereka dapat memperoleh keringanan. Atau alternatif lainnya wali murid yang tergolong mampu dapat berdonasi secara kolektif.
“Soalnya sekarang ada juga yang masuk jalur afirmasi walaupun dia nggak miskin, jadi harus dipastikan mereka yang butuh keringanan atau dana bantuan,” imbuh perempuan yang aktif di paguyuban wali murid dan pernah menjadi bagian komite sekolah itu.
Diceritakan tiga tahun lalu anaknya yang diterima jalur prestasi di SMAN 3 Semarang juga membayar kisaran Rp 3 juta. Sedangkan ongkos jahit setiap pasang seragam sekitar Rp 150 ribu -R p 250 ribu.
Salah satu wali murid di SMAN 1 Semarang, Irma mengaku belum menerima pemberitahuan biaya seragam dari sekolah. Diperkirakan hal itu akan disampaikan saat MPLS minggu mendatang. Akan tetapi Irma telah menyiapkan Rp 3 juta untuk itu. (taf/zal)