
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Planetarium UIN Walisongo Semarang akan dibuka untuk umum usai Lebaran mendatang. Selain untuk riset dan pendidikan, tempat tersebut diproyeksikan sebagai destinasi wisata religi di Kota Semarang dan Jawa Tengah. Pengunjung dapat melihat sekaligus belajar mengenai fenomena luar angkasa.
Planetarium UIN Walisongo ini menawarkan pengalaman memukau bagi pengunjung untuk menikmati ruang yang tak berbatas di luar angkasa. Bulan begitu terasa dekat dengan permukaan bebatuan yang keras. Matahari tak sekadar bundar, tapi memiliki lidah api bagaikan bola yang dilengkapi rambur berwarna kuning api, Dalam sekejap, kedua benda langit yang hingga kini belum pernah bertemu itu terasa dekat ada di atas kepala.

Melalui planetarium, bisa melihat simulasi rukyatul hilal dengan gambar yang sangat tajam dan bisa dinikmati dengan mata telanjang. Beberapa trailer film dokumenter tentang ruang angkasa juga mulai diperlihatkan. Tentu ini sangat cocok untuk anak-anak sekolah. Apalagi kalau yang diputar film Gravity yang dibintangi Sandra Bullock dan Goerge Clooney, pengunjung akan merasa di luar angkasa.
Itulah Planetarium UIN Walisongo yang merupakan pametarium terbesar di Indonesia, bahkan di Asia. Merupakan planetarium terbesar ketiga di dunia setelah planetarium di Afrika Selatan dan Oman, Uni Emirat Arab (UEA).

“Dilihat dari ukurannya memang besar. Berdiameter 18 meter. Yang paling besar kan sekitar 20 meter,” kata Kepala Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Ahmad Syifaul Anam kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Sedangkan ruang planetarium ini dapat menampung 190 penonton. Dengan penataan kursi yang cukup mewah melingkar menghadap layar kubah ke atas. Di salah satu sisi, terdapat meja operator sebagai penampil simulasi video. Tempat tersebut dapat dinikmati oleh beragam kalangan. Cocok untuk anak-anak hingga dewasa.
Syaiful menyebutkan, teknologi dan fasilitas yang digunakan planetarium ini lebih modern dan semua serba digital. Tak tanggung-tanggung proyek ini telah menelan dana sebesar ratusan miliar. “Memang ini sekelas riset. Jadi kita buat lebih elit sekalian,” ucapnya untuk menunjang program studi ilmu falak.
Ke depan Planetarium ini menjadi ikon UIN Walisongo Semarang. Selain dijadikan sebagai tempat penelitian, juga tempat edukasi dan hiburan. Sehingga pembelajaran ilmu falak lebih mudah.
Sedangkan gedung tempat planetarium ini terdiri atas empat lantai. Fasad bangunan dibuat dengan gaya arsitektur modern dan elegan. Lantai pertama berupa hal yang didesain untuk museum sekaligus ruang pameran benda astronomi. Lantai kedua sebagai kantor pengelolaan. Sedangkan, lantai tiga adalah tempat planetarium berada. Di atas lantai tiga terdapat area terbuka tempat observatorium.
Observatorium ini memang bukan yang terbesar. Namun secara teknologi dan besaran peralatan sangat memadai untuk melengkapi planetorium UIN Walisongo. “Observatorium ini, kemarin digunakan untuk rukyatul hilal dalam menentukan awal Ramadan 2022 ini,” katanya.
Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Dr Imam Taufiq M.Ag mengungkapkan rencana pembukaan planetarium untuk umum pasca Lebaran Idul Fitri mendatang. Pihaknya saat ini sudah melakukan berbagai persiapan dan sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengekspos ke publik.
“Masih menunggu beberapa aspek. Terutama dari Pemkot Semarang dan Gubernur Jawa Tengah yang mendukung planetoriun dijadikan destinasi wisata religi di Kota Semarang dan Jateng ini,” tuturnya.
Ramadan ini, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah dan pihak terkait. Untuk diminta masukan dan membahas beberapa persiapan sebelum resmi dibuka untuk umum. “Secara sistem, desain, dan substansi, planetarium ini sudah siap. Tinggal mencari momen saja untuk peluncuran,” ujarnya.
Dirinya juga mengaku sebelum peluncuran ke publik ada beberapa hal yang harus disiapkan. Antara lain area parkir dan simulasi arus lalu lintas. Karena lahan di sekitar planetarium sempit, maka area parkirnya di belakang kampus Fakultas Syariah ada lapangan yang cukup luas. “Karena melibatkan orang banyak, dan ini adalah kampus, maka harus dilakukan simulasi terlebih dahulu,” terangnya.
Dalam pelaksanaannya, meskipun dibuka untuk umum, namun tidak setiap saat akan dibuka. Akan ada penjadwalan pada hari tertentu terkait hari dan jam sesuai dengan tiket yang disediakan. “Kami jadwalkan hari dan jamnya. Layaknya nonton film. Orang bisa memilih waktu yang tersedia sesuai dengan kemauannya,” pungkasnya. (cr3/ida)