
RADARSEMARANG.ID, WONOSOBO-Sedikitnya delapan desa di sekitar Dieng akan dilibatkan dalam acara Sendratari Babad Dieng. Dengan menampilkan sisi budaya dan adat asli masyarakat Dieng, pentas tersebut dinilai akan menguatkan kembali tradisi Dieng yang sempat hilang. Kegiatan budaya ini akan berlangsung di kawasan Dieng Plateau pasa Sabtu (31/8) dan Minggu (1/9).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo One Andang Wardoyo menjelaskan, sendratari ini diinisiasi masyarakat desa di kawasan Dieng. Yakni, Desa Dieng, Desa Patak Banteng, Desa Jojogan, Desa Parikesit, Desa Sembungan, Desa Igir Mranak, Dieng Wetan, dan Desa Siterus. Babad Dieng akan lebih menonjolkan sisi budaya masyarakat Dieng sendiri. Seperti mengangkat soal pekerjaan petani yang menjadi mata pencarian utama sebelum Dieng dikenal dengan pariwisatanya. “Nah, dalam sendratari itu nanti akan menampilkan sisi masyarakat di sana. Dengan menampilkan alat tradisional yang digunakannya juga,” tuturnya, Rabu (28/8).

Andang berharap destinasi Dieng bukan hanya menawarkan soal candi dan telaga saja. Lebih dari itu adalah ragam budaya yang masih melekat sampai saat ini. “Kami ingin mencoba mengemas itu dengan epic, makanya kita melibatkan banyak profesi dan ahlinya, agar acara tersebut mampu menarik minat pengunjung untuk datang ke Dieng,” lanjut Andang.
Bupati Wonosobo Eko Purnomo menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap masyarakat Dieng yang sudah mau menginisiasi acara Babad Dieng. Tradisi budaya yang dikemas dalam satu event seperti itu akan mampu menarik lebih banyak jumlah wisatawan. Ia yakin, dengan melibatkan banyak desa, maka akan membuat desa tersebut lebih mandiri. “Karena jika desa sudah mampu menggelar event berskala nasional, saya yakin ke depan desa tersebut bisa lebih unggul,” jelasnya. (git/ton)