
RADARSEMARANG.ID, Ungaran – Kelompok kesenian Langen Turonggo Kartiko Sari berusaha melestarikan kesenian tradisional. Yakni dengan tetap memproduksi reog dan kuda lumping.
Karena jika tidak dilestarikan, berbagai kesenian bakal punah. Dan generasi mendatang tidak kenal lagi dengan kuda lumping.

Pembina Kelompok Reog Turonggo Kartiko Sari, Sunardi mengaku sudah memproduksi kuda lumping sejak 1990. Hal tersebut berawal dari keinginan untuk menghidupkan kembali tradisi reog di dusunnya. “Saat itu saya jadi pamong budaya. Di sini sudah ada kesenian kuda lumping namun macet berpuluh-puluh tahun, ” katanya.
Dari produksi kuda lumping itulah itulah Dusun Dukuhsari mulai dikenal sebagai sentra pembuatan kerajinan kuda lumping hingga saat ini. Pemasarannya sudah sampai ke Kabupaten Boyolali. “Satu bulan kalau bikin terus bisa membuat sepulu kerajinan kuda lumping, ” ungkapnya.

Untuk bahan baku yakni bambu, tali plastik, cat, dan rambut kuda. Namun untuk rambut kudanya sendiri disesuaikan dengan permintaan pemesanan. Kerajinan kuda lumping dijual Rp 200 ribu untuk bahan mentah. “Untuk yang sudah jadi lengkap dengan aksesoris, pengecatan dan siap untuk pentas dibandrol dengan harga Rp 750 ribu,” akunya. (nun/fth)