RADARSEMARANG.ID, UNGARAN – Empat calon kepala desa (cakades) di Kabupaten Semarang dipastikan bersaing dengan istri masing-masing, Minggu 30 Oktober mendatang. Parahnya, mereka di pasang karena di desa tersebut hanya ada calon tunggal. Padahal, dalam aturan pilkades kali ini tidak diperbolehkan hanya satu calon.
Yakni Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru; Desa Kebonagung, Kecamatan Sumowono; Desa Manggihan, Kecamatan Getasan; serta Desa Reksosari, Kecamatan Suruh. Empat calon yang maju merupakan incumbent. Sementara di Desa Cukil, Kecamatan Tengaran incumbent tidak ikut.
“Setelah diperpanjang tahap kedua, akhirnya sang istri kepala desa yang mendaftar,” kata Kepala Bidang Pemerintah Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermades) Kabupaten Semarang, Aris Setyawan.
Ia menambahkan, pilkades kali ini tidak boleh adanya calon tunggal. Sehingga untuk memenuhi peraturan lebih dari satu calon empat desa tersebut menggandeng istri calon kepala desa untuk ikut bersaing. “Untuk pilkades serentak digelar di 24 desa se Kabupaten Semarang,” ujarnya.
Pemkab melibatkan KPU dan Bawaslu untuk bimbingan teknis. Setiap desa bakal ada minimal tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sedangkan jumlah maksimalnya disesuaikan dengan desa setempat. “Saat ini total terdapat 181 TPS dari 24 Desa. Paling sedikit di Desa Kemawi, Kecamatan Sumowono yaitu ada tiga TPS. Dan yang paling banyak ada di Desa Plumbon, Kecamatan Suruh yang terdapat 13 TPS,” imbuhnya.
Dalam pilkades kali ini terdapat 74 pendaftar yang mencalon dan satu tidak lolos seleksi administrasi. Selain itu, di Desa Jetak, Kecamatan Getasan harus ada seleksi tambahan karena ada enam bakal calon kepala desa. Sebab, sesuai aturan pilkades maksimal hanya diikuti lima orang.
“Semoga pilkades tahun ini bisa berjalan dengan damai dan tidak terdapat tindakan yang tidak dibenarkan oleh hukum,” tambahnya. (nun/fth)
