
RADARSEMARANG.ID, Kabupaten Semarang — Dolan nang Kabupaten Semarang rasanya belum lengkap jika belum berendam di Pemandian Muncul, Ambarawa, Jawa Tengah.
Yang istimewa dari pemandian ini karena airnya alami. Lokasinya juga mudah dijangkau Yaitu, di jalan alternatif Ambarawa sampai Salatiga. Tepatnya, di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Jika ingin praktis, silakan buka GoggleMaps Anda dan ketik Pemandian Muncul Banyubiru, maka Anda akan dipandu melalui rute terdekat.
Selain sebagai objek wisata pemandian, kawasan Pemandian Muncul juga dimanfaatkan sebagai area pembibitan dan pemancingan ikan, dengan panorama hamparan sawah dan sungai yang indah.
Pemandian ini menawarkan empang renang, dengan air yang sangat bening. Air berasal dari dalam tanah yang terus mengalir tanpa henti. Menariknya, di tepi kolam renang, terdapat arca dan situs bersejarah

“Kalau ke sini, tidak hanya renang dengan air yang memang betul-betul segar, tapu sekaligus belajar sejarah,” tutur Andi Prasetyo, 20, pelancong asal Magelang. Situs bersejarah yang dimaksud ada kaitannya dengan cerita asal-usul Pemandian Umbul.

Objek wisata ini terkenal dengan nuansa sejuk dan nyaman dikunjungi. Pelancong tinggal pilih untuk berenang di kolam renang yang diinginkan. Sebab, di lokasi ini, tersedia sejumlah kolam renang yang tingkat kedalaman berbeda-beda. Aman bagi orangtua yang mengajak anak-anaknya berlibur, menikmati kolam air di sana.

Selain empang dengan airnya yang sangat bening, sejumlah fasilitas di sana juga dikelola dengan baik. “Kalau lapar habis berenang, mudah cari camilan di sini,” tutur Irawati, 25, pelancong asal Sumedang, Jawa Barat kepada Tim Dolan Nang Kabupaten Semarang Jawa Pos Radar Semarang.
Menurut catatan sejarah yang ada, pemandian air alam ini mulai dikelola dengan baik pada 1987. Airnya bersumber dari mata air yang terus mengalir sejak era penjajahan Belanda hingga sekarang. Kualitas airnya cukup bagus, dengan sirkulasi air yang lancar dan kebersihannya sangat terjaga.
Warga sekitar pemandian percaya cerita yang menyebut bahwa pemandian tersebut, konon merupakan pemandian putri raja alias petirtaan. Ini dibuktikan dengan adanya arca. Juga watu candi yang tersebar di dekat Pemandian Muncul.
Warga juga menyebut bahwa sebenarnya masih ada sejumlah arca. Tetapi sengaja dipendam dengan alasan untuk ketenteraman. Di sekitar pemandian juga tumbuh pohon besar. Beberapa warga menyebut bahwa arca yang dipendam, semata untuk menjaga air agar tetap mengalir.
“Ya, di sini (Pemandian Muncul) juga rutin kami lakukan ritual budaya berupa padusan,” kata Sholeh, warga Banyubiru. Padusan digelar menjelang bulan puasa. “Kalau ritual padusan, pengunjungnya banyak. Memang momen seperti itu yang ditunggu-tunggu,” tambah Sholeh. Tradisi padusan dilakukan pada H-2 bulan puasa. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat sekitar pemandian air Muncul untuk menyucikan diri, sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Menurut catatan sejarah, sumber mata air ini pernah digunakan oleh Sinuwun Paku Buwono IX untuk bersuci diri menjelang bulan puasa. Munculnya gagasan untuk menjadikan sumber air Muncul menjadi objek wisata pemandian, berawal dari diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah tertanggal 7 Februari 1977 Nomor HK 49/1977. Yakni, tentang pengelolaan obyek wisata harus dilakukan oleh Badan Pengelola Obyek Wisata (BPOW). Maka, pada 1978, Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Semarang mengeluarkan Perda Nomor 4 Tahun 1978 mengenai objek wisata di wilayah Kabupaten Semarang.
Agung, 30, pelancong asal Demak, mengaku kerap berwisata ke Pemandian Muncul. Ia yang memiliki kerabat tak jauh dari lokasi pemandian menuturkan, pesona hamparan sawah yang dibelah sungai kecil dengan panorama alam bukit Muncul, menjadi daya tarik baginya untuk merasakan sensasi berendam di Pemandian Muncul.

Di sekitar pemandian air alam Muncul, juga terdapat warung makan yang menjual jenis kuliner khas Banyubiru. Nasi pecel yang dikombinasikan dengan berbagai jenis keripik ikan. “Kalau ke sini, ya tidak hanya kungkum, tapi mencicipi kuliner khas Banyubiru,” ucap Riska, pelancong asal Kudus.
Setiap hari, apalagi weekend, pemandian Muncul selalu dipadati para pelancong. Meski begitu, selama PPKM, prokes diberlakukan. Selama PPKM, Pemandian Muncul dibuka. Termasuk pada saat libur Nataru. Wisata tetap dibuka, namun dengan protokol kesehatan (prokes) cukup ketat. (isk)