
RADARSEMARANG.ID, Ungaran – Petani asal Desa Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang berhasil mengembangkan tanaman pakan ternak. Rumput pak chong atau rumput gajah Thailand. Hingga kini omzet mencapai miliaran rupiah setiap panen.
Pemilik sentra usaha pembibitan Cahaya Baru Desa Kadirejo Riyadi mengungkapkan, semua berawal dari bantuan yang diperoleh pada 2014. Bantuan yang diterima saat itu 20 ribu stek untuk lahan seluas dua hektare. Pada 2018 dapat bantuan BPTU HPT di Baturraden, Banyumas berupa 10.000 stek bibit Pak Chong untuk ditanam di lahan seluas 5.000 meter persegi. Ia juga menanam rumput jenis, king grass, indigofera yang sudah bersertifikat, turi, dan kaliandra yang termasuk jenis legume.

“Pola usaha masyarakat mulai beralih ke sektor peternakan. Ini kami rasakan dengan semakin banyaknya permintaan bibit dan pakan ternak,” ungkapnya ketika ditemui Jumat (30/10/2020).
Dari lahan seluas 5.000 meter persegi dalam setahun mampu menghasilkan bibit sebanyak 1,8 juta dengan harga jual Rp 1.000 per stek. Dengan hitungan setiap batang menghasilkan bibit enam hingga tujuh stek ukuran 30 sentimeter. Sedangkan tinggi tanaman Pak Chong mencapai lima meter. Omset dari usaha hasil pembibitan mampu menangguk rupiah mencapai Rp 1,8 miliar. Omset tersebut terus bertambah setelah usaha dikembangkan menjadi seluas 9 hektare. Jika sekadar untuk pakan ternak, usia tanam dua bulan sudah bisa dipanen pertama dan umur 40 hari untuk panen berikutnya. Jika untuk bibit, usia tanam hingga empat bulan menunggu batang menua.

Pekerja pun diambil dari warga sekitar. Tak jarang banyak pekerja yang keluar dan akhirnya membuka lahan sendiri untuk mengelola rumput gajah yang sama. Tak hanya budidaya rumput, ternak domba pun sedang dilakukannya. “Kami saling bekerja sama karena memang permintaan rumput banyak, jadi mengajak warga untuk bekerjasama,” jelasnya. (ria/ton/bas)