
RADARSEMARANG.ID Temanggung – Sentra Terpadu Kartini di Temanggung menggelar peringatan hari Down Syndrome Internasional Selasa (21/3).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Djojonegoro Temanggung dan Masjid Al Huda, Sudagaran, Wonosobo.

Para siswa pengidap down syndrome melakukan beberapa acara. Antara lain, joget bersama, mewarnai, pentas warokan, pembacaan puisi, dan menyanyi. Anak-anak dan orang tua tampak antusias menikmati rangkaian acara. Terbukti, saat joget bersama, anak-anak terlihat begitu aktif menggerakkan tangan, kaki, dan badan mereka dengan wajah gembira. Anak-anak juga menerima bingkisan berisi makanan-makanan bernutrisi.
Kepala Sentra Terpadu Kartini Iyan Kusmadiana mengatakan, kegiatan ini diadakan untuk mewujudkan inklusi sosial bagi orang dengan down syndrome. Selain itu, acara semacam ini juga untuk menyadarkan masyarakat bahwa orang dengan down syndrome memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi aktif serta dilibatkan perannya dalam berbagai bidang kehidupan.

“Kami mengajak elemen masyarakat dari berbagai jenis profesi yang jarang bersentuhan dengan anak down syndrome. Mereka berinteraksi lebih dekat dengan beragam aktivitas, seperti mewarnai, bermain, dan menyanyi,” katanya.
Salah satu siswa Bondan Alfa Saputra mengaku senang mengikuti kegiatan ini. Dia datang bersama ibunya dari Desa Margosari. Dia ikut joget, dan mewarnai.
Terpisah, Sekretaris Dinsospermasdes Kabupaten Wonosobo Asmoro menjelaskan di Kabupaten Wonosobo setidaknya ada 260 anak Down Syndrome.
“Saya juga awalnya merasa kaget ya, dengan kota yang sekecil ini (Wonosobo), ternyata jumlah anak Down Syndrome ini cukup banyak,” katanya seusai menyerahkan bantuan secara simbolis ke anak Down Syndrome.
Pihaknya mengaku bersyukur jika ada pihak yang mau terlibat ikut memperhatikan anak-anak itu. Sebab dari jumlah ratusan jumlahnya, baru ada sekitar 7 sekolah yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus. (din/git/ton)