RADARSEMARANG.ID, Temanggung – Program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dan Jogo Tonggo diangggap memiliki dampak besar dalam penanganan kasus Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19 di Kabupaten Temanggung.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Temanggung Djoko Prasetyo mengungkap, saat ini kondisi penularan Covid di Temanggung cenderung melandai. Jika bulan-bulan sebelumnya bisa mencapai ratusan orang yang terpapar, kini terus menurun. “Jika November lalu mencapai 361 orang yang terpapar, kini sudah mulai turun 30-35 orang yang terpapar setiap bulannya,” terangnya saat mengikuti forum group diskusi (FGD) bertema PPKM Mikro : Jogo Tonggo di Temanggung yang digelar Jawa Pos Radar Semarang bersama Satgas Penanganan Covid-19 Pusat. FGD berlangsung melalui zoom Selasa (16/3/2021).
Menurutnya dua program ini memiliki efek positif yang luar biasa. “Hampir 260 desa di Kabupaten Temanggung sudah mendirikan posko PPKM Mikro dan program Jogo Tonggo terus berjalan. Meski demikian PPKM Kabupaten juga tidak dikesampingkan,” terangnya.
Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Yunianto sangat mengapresiasi upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. Bahkan ia menyampaikan program Mustika Desa yang digagas pemkab Temanggung memiliki nilai positif bagi masyarakat. “Dengan program ini tentu ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat dapat terbantu,” katanya.
Pihaknya pun mendorong pemerintah untuk tidak bosan memberikan dukungan kepada masyarakat dalam penanganan pandemi Covid-19. Ia juga meminta pihak-pihak terkait penanganan Covid-19 untuk selalu kompak dalam menyukseskan program-program pemerintah.
Sementara itu, Koordinator LPMK Temanggung Jumadi menyampaikan, pihaknya memang terus berupaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar terus mematuhi protokol Covid-19. “Masyarakat memang harus terus diberikan edukasi dan pemahaman,” katanya.
Selain itu, menurutnya, hari ini pemerintah harus mulai membuka pendidikan tatap muka. Pasalnya hal ini dirasa mempunyai dampak dalam penekanan Covid-19. “Jika sekolah dibuka maka mereka bisa dikontrol. Justru jika sekolah tidak dibuka anak-anak ini berkerumun saat di rumah dan tidak terkontrol,” katanya.
Bahkan kesehatan mereka juga dapat dikontrol oleh pihak sekolah. Manakala ada tanda-tanda terpapar maka dapat segera dikonsultasikan. “Memang kita ketahui, pendidikan secara daring ini tidaklah efektif,” tegasnya. (tbh/ton)