RADARSEMARANG.ID, Semarang – Jamaah pengajian ibu-ibu Kelurahan Lamper Kidul menggelar Pesantren Ramadan setelah salat Subuh. Dalam kegiatan yang sudah rutin selama 28 tahun ini, para jamaah pengajian juga diberi sembako ketika penutupan.
Ketua pelaksana Pesantren Ramadan, Lusi Karyanto, menjelaskan, Pesantren Ramadan biasanya diadakan selama 12-14 hari selama Ramadan. Karena baru tahun ini kembali aktif setelah pandemi Covid-19, tahun ini hanya diadakan selama enam hari.
Sebenarnya kegiatan Pesantren Ramadan ini diadakan sejak 1996 Masehi atau 1415 Hijriyah. Pesantren ini diinisiasi oleh ibu-ibu pengajian Kelurahan Lamper Kidul. “Pertama-tama hanya 30 orang, kemudian meningkat 50 orang. Sekarang ini meningkat 200 orang baik bapak-bapak, ibu-ibu, maupun remaja,” katanya.
Pesantren Ramadan ini pernah dihadiri oleh Wali Kota Sukawi Sutarip pada tahun 2010. Selain itu, dihadiri oleh 10 kelurahan lainnya di Kecamatan Semarang Selatan. “Pak Marmo, Pak Hendi, waktu menjabat wali kota pernah membuka Pesantren Ramadan,” jelasnya.
Sebelumnya, Pesantren Ramadan dibuka di Balai Kelurahan Lamper Kidul dan dilanjutkan dari masjid ke masjid secara bergilir. “Sehingga kita berhubungan baik dengan enam takmir masjid se-kelurahan. Tapi, tahun ini kami coba di Balai Kelurahan saja,” katanya.
Masyarakat sangat antusias mengikuti Pesantren Ramadan. Pihaknya mendatangkan mubaligh berkualitas keilmuannya.
Pada saat penutupan Pesantren Ramadan, jamaah yang istiqomah mengikuti, diberikan sembako seperti gula pasir setengah kilogram, dan minyak goreng satu liter. Selain itu ada door prize di sepanjang acara, bagi yang bisa menjawab dari mubaligh.
“Ini merupakan kebanggan. Selain dapat ilmu, dan saling bersilaturahmi, jamaah juga mendapatkan hadiah doorprize sembako, sehingga bisa membantu,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang, Rabu (28/3).
Camat Semarang Selatan Ronny Tjahjo Nugroho sangat mengapresiasi kegiatan Pesantren Ramadan. “Saya belum dapat informasi di kelurahan lain yang mengadakan seperti itu,” katanya. (fgr/ida)
