
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG – Pemkot Semarang menggelar kegiatan bersih-bersih pantai, penanaman cemara luat, dan tukar botol dengan tanaman untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) 2023 di Pantai Tirang, Minggu (19/3) lalu.
Puncak peringatan HPSN 2023 ini juga dimeriahkan bazar kreasi produk dari bank sampah binaan DLH. Sejumlah komunitas dilibatkan dalam aksi bersih pantai, seperti Proklim, Komunitas Hutan Kota, KSM, Bank Sampah, TPS 3R, Pokdarwis, perusahaan, pegiat lingkungan, sekolah adiwiyata, serta Saka Kalpataru.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Iswar Aminuddin menekankan peran kunci setiap individu sebagai tokoh utama untuk tidak menghasilkan sampah atau wegah nyampah untuk mengurangi sampah.
“Fokus utamanya adalah pengurangan sampah, optimalkan guna ulang barang, serta penerapan prinsip wegah nyampah secara maksimal. Fokus ini menjadi poin penentu untuk masuk pada poin selanjutnya yakni pilah dan kelola sampah,” katanya, Senin (20/3).

Iswar menerangkan, pantai sebagai tempat rekreasi, malah menjadi tempat berlabuhnya sampah yang tak terkelola secara benar. Untuk itu, upaya pengurangan dan pengelolaan sampah secara tuntas harus dilakukan agar tak berakhir di TPA atau terbawa arus ke pantai dan lautan. Di antaranya, dengan pilah sampah dari rumah, mengkompos, budidaya maggot, membuat eco enzyme, lubang biopori, dan setor sampah.
“Tuntas kelola sampah dari sumber harus didahulukan, bukan hanya melepas tanggung jawab pada petugas kebersihan atau bank sampah semata,” tegas Iswar.
Sebagai solusi dan fasilitasi, lanjutnya, pemkot melalui DLH Kota Semarang me-launching program ICE UWUH (Implementation Circular Economy Upstream Waste Urban H/ Semarang). Program ini memberikan insentif pengelolaan sampah hulu perkotaan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kebersihan, bank sampah, dan program kampung iklim (Proklim).
Misalnya, menyediakan harga pasar botol plastik hingga Rp 5 ribu per kg, budidaya maggot sebesar Rp 70 ribu per kg, eco enzyme Rp 10 ribu per liter dan kompos akan dibeli sebesar Rp 2.500 per kg. Masyarakat dapat menyetorkan hasil pengelolaan sampahnya pada 254 kelompok swadaya masyarakat (KSM), 74 kelompok program kampung iklim (proklim) dan 525 unit bank sampah yang sudah terbentuk.
Tercatat, dari bersih pantai kemarin terkumpul total 93,35 kg yang terdiri atas 10,61 kg botol plastik, 63,86 kg plastik putih, 10.84 marga dan 7.84 kemasan. Total sampah yang terkumpul kemudian dikonversikan menjadi rupiah sebesar Rp 93.735.
Melalui bersih-bersih Pantai Tirang ini, Iswar juga mengajak semua pihak untuk lebih peduli menyelamatkan pantai dari ancaman abrasi. Dirinya berharap Pantai Tirang sebagai pantai berpasir dapat diangkat sebagai ikon pariwisata pantai Kota Semarang.
“Kota Semarang memiliki panjang garis pesisir kurang lebih 25 kilometer di empat kecamatan. Namun menjadi keprihatinan, hanya sebagian kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata pantai berpasir,” ungkap Iswar. (den/aro)