
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG- Sudah tujuh bulan lebih, kasus pembunuhan Iwan Boedi Prasetjo Paulus, 51, belum terungkap pelakunya. Pengacara keluarga korban menduga kasus ini melibatkan orang yang memiliki power alias orang kuat.
“Ya, mungkin ada dugaan ke sana, orang yang ber-power. Ada dugaan orang dekat. Tapi masih dugaan. Artinya, butuh penguatan ke arah sana,” ungkap Yunantyo Adi Setyawan, pengacara keluarga Iwan Boedi kepada Jawa Pos Radar Semarang, Jumat (17/3).


Yunantyo juga mengakui, telah mendatangi Mapolrestabes Semarang. Tujuannya untuk menanyakan progres atau perkembangan penanganan kasus terbunuhnya ASN Bapenda Kota Semarang ini. Pihak pengacara ditemui secara langsung oleh Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lombantoruan.
“Karena cukup lama penyidikannya. Memang tampaknya dari penjelasan tadi yang kami terima, polisi tidak bisa terburu-buru, karena butuh ketelitian yang mendalam. Disebabkan juga ada kendala yang dihadapi,” bebernya.

Terkait kendala yang dimaksud, Yunantyo belum bersedia menyampaikan. Alasannya, untuk menjaga dan supaya tidak mengganggu penyidikan yang berjalan.
“Kami tidak bisa menyampaikan kendala atau hal-hal yang sedang dalam proses pendalaman. Intinya, kasus ini sudah penyidikan. Hanya untuk mencari pelakunya itu butuh proses,” ujarnya.
Pihaknya juga menyampaikan, Polrestabes Semarang masih melakukan penyelidikan dan pendalaman untuk mengusut dan menangkap pelakunya. Informasi yang diperolehnya, akan ada pemeriksaan sejumlah saksi dan keterangan ahli.
“Kasus jalan terus. Polisi melakukan tugasnya, masih melakukan pendalaman-pendalaman. Memang perlu ketelitian, tidak bisa terburu-buru. Sehingga butuh keterangan ahli juga,” tegasnya.
Ditanya jumlah saksi yang telah diperiksa, Yunantyo menyebutkan ada 30-an orang. Nantinya juga akan ada saksi baru yang diundang untuk dilakukan pemeriksaan. Termasuk ada saksi kunci yang akan diperiksa. Saksi kunci ini diduga berada di lokasi kejadian perkara.
“Ini masih menunggu hasil pemeriksaan ahli. Nanti akan meminta keterangan kepada ahli pidana. Disamping juga ada beberapa keterangan ahli forensik mengenai beberapa hal. Forensik itu ya terakit benda, psikologi. Seperti itu,” jelasnya.
Seperti diketahui, kasus pembunuhan terhadap ASN Bapenda Kota Semarang Iwan Boedi terjadi September 2022. Iwan Boedi ditemukan meninggal dalam kondisi mengenaskan di semak-semak lahan CV Family, kawasan Marina, Kelurahan Tawangsari, Semarang Barat, Kamis (8/9/2022) sekitar pukul 17.00. Tubuhnya hangus dibakar dan bagian kepala hilang.
“Potongan kepala korban belum ditemukan, masih kesulitan. Sepanjang pelaku belum ketangkap, kita belum ada petunjuk ke sana,” katanya.
Terkait target kasus ini bisa tuntas, Yunantyo mengakui tidak bisa memaksakan penyelidikan kasus ini. Namun ia percaya sepenuhnya terhadap kepolisian dalam menangani kasus ini.
“Karena kalau dipaksakan, nantinya kita juga memikirkan adanya gugatan balik misalnya. Sehingga kita mengikuti apa yang secara teliti dilakukan kepolisian,” jelasnya.
Pihaknya menambahkan, ke depan pihak akan kembali mendatangi Polrestabes Semarang untuk berkoordinasi dan menanyakan progres penanganan kasus ini. Sedangkan kedatangannya kemarin didampingi relawan lintas agama, termasuk pendeta Romo Aloysius Budi.
“Pasti nanti secara berkala, kami akan menanyakan. Bisa dua minggu atau sebulan sekali menanyakan progresnya. Keluarga dan teman-teman relawan akan datang ke sini (Mapolrestabes Semarang) sebulan sekali,” tandasnya.
Diakui, aparat kepolisian sudah bekerja keras. Pihaknya mendukung proses yang dilakukan kepolisian untuk menuntaskan kasus ini.
“Kita percaya apa yang sedang dihadapi pihak keluarga Mas Iwan sesulit dan serumit apapun akan terpecahkan pada saatnya secara adil,” imbuh Romo Budi. (mha/aro)