
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Dua gunungan buah dan sayur itu diarak keliling wilayah Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Sabtu (5/11). Gunungan hasil bumi ini dinaikkan mobil pikap L-300 warna oranye. Dijaga tiga petugas pertahanan sipil (hansip).
Selain kirap dua gunungan, ada juga karnaval mobil dan motor hias. Sedikitnya ada 60 mobil dan 120 motor mengikuti karnaval dalam rangka sedekah bumi atau merti desa ini.

Kegiatan ini diikuti sedikitnya 1.200 warga dari 6 RT di wilayah Kampung Pengkol RW 1, Kelurahan Mangunsari. Sebelum karnaval, warga setiap RT, ibu PKK, karang taruna, dan seniman menampilkan aksi teatrikal. Ada yang memakai kostum daur ulang kertas. Ada yang memakai busana adat, busana petani, pakaian tari, dan lainnya.
Karnaval menempuh rute 4 km. Dari Jalan Raya Pengkol menuju Jalan Raya Wuryanto, Sumurrejo, Fatimah Azzahra, dan kembali ke Jalan Raya Pengkol. Setelah karnaval, warga berebut dua gunungan yang berisi hasil bumi. Tak hanya anak-anak dan remaja, pasukan emak-emak pun ikut berebut. Alhasil, tak sampai 15 menit, dua gunungan itu pun ludes.

Sri Nuryani, warga Dusun Pengkol RT 1 RW 1 mengungkapkan rasa suka citanya mengikuti karnaval tersebut. Meski capek, dirinya sangat senang. “Alhamdulillah, capek tapi asyik,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Ia juga senang ketika berebut gunungan. Sri sempat mendapatkan buah jeruk, mentimun, dan salak. “Semoga ini menjadi berkah dan warga RW 1 Mangunsari diberikan keselamatan,” harapnya.
Ketua RW 1 Kelurahan Mangunsari Giyanto menjelaskan, rangkaian kegiatan sedekah bumi ini digelar sejak Kamis (3/11) malam hingga Minggu (6/11) hari ini. Rangkaian acara dimulai doa bersama pada Kamis (3/11) malam, lalu Jumat (4/11) paginya digelar sadranan kubur.
Berikutnya, pada Sabtu (5/11) pagi pengajian, dan siangnya karnaval yang diikuti warga enam RT. “Nanti malam (tadi malam) digelar wayangan, dan Minggu pagi jalan sehat dan dangdutan,” ujarnya.
Dikatakan, merti desa digelar sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Semoga warga yang hidup di bumi Pengkol dapat diberi kemudahan dari segala hal. Kampung ini semakin aman dan tenteram,” harapnya.
Diakui, selama pandemi dua tahun, merti desa sempat vakum. Sehingga pada kegiatan tahun ini digelar meriah. Karena warga sudah sangat rindu. “Ini kegiatan rutin setahun sekali pada Bakda Mulud, menurut penanggalan Jawa hari Kamis Pon. Dua tahun kemarin kan libur. Ini kegiatan turun-temurun dari sesepuh,” ujar anggota DPRD Kota Semarang ini.
Camat Gunungpati Sabar Tri Mulyono sangat mengapresiasi kegiatan sedekah bumi Kampung Pengkol RW 1 Kelurahan Mangunsari tersebut. Menurut dia, kegiatan ini merupakan bentuk nguri-uri budaya. “Ini merupakan aset yang sangat berharga,” katanya.
Diakuinya, warga sangat ingin menggelar kegiatan seperti ini setelah vakum dua tahun karena pandemi Covid-19. “Sedekah bumi ini sangat spektakuler. Warga menampilkan festival budaya. Ini bisa menjadi contoh kampung lain,” ujarnya. (fgr/aro)