
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Kemacetan arus lalu lintas terjadi di Jalan Arteri Yos Sudarso, Jumat (27/5). Kejadian ini merupakan dampak adanya penumpukan kendaraan yang mengantre masuk ke dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang setelah banjir rob mulai surut.
Informasi yang diperoleh, penumpukan kendaraan ini mengular yang dari arah barat, mulai depan Pelabuhan sampai Simpang Empat Madukoro, atau akses menuju Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Sedangkan dari arah timur, mengarah masuk berada sampai di persimpangan Terboyo.

“Macet, saya tadi di depan RSI (Sultan Agung) sekitar pukul 15.00. Terus sampai depan Pelabuhan, ya ini barusan sekitaran pukul 17.30 (180 menit/2,5 jam),” ungkap salah satu sopir truk kontainer, Agung kepada Jawa Pos Radar Semarang, Jumat (27/5).
Warga Jawa Timur ini mengakui, akan masuk ke kawasan Pelabuhan untuk mengambil kontainer yang berada di TPKS. Sementara, salah satu anggota Babinsa Tanjung Mas Semarang, Pelda Selamet mengatakan, antrian kendaraan yang mengarah masuk ke Pelabuhan, terjadi mulai sekitar 10.00.

“Truk ini rata-rata masuk ke Pelindo, TPKS. Memang ada sebagian perusahaan, yang sudah aktifitas, tapi belum normal. PT Sriboga sudah ada pekerjaan tapi belum normal, PT Best belum normal,” katanya.
Slamet juga mengatakan tanggul yang jebol sudah tertangani. Sehingga tidak ada air yang masuk ke dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Meski demikian, masih terdapat di berapa titik adanya genangan air di dalam kawasan Pelabuhan.
“Di depan Pos 4 sampai ke dalam (pelabuhan) sekitaran 500 meter, sudah tidak genangan. Setelah 500 masuk masih ada genangan kurang lebih diatas lutut, sekitaran 60 sentimeter,” jelasnya.
Meski demikian, genangan tersebut sekarang masih dalam penyedotan menggunakan mesin pompa yang kemudian dibuang ke laut. Terlihat, depan tulisan Pelabuhan Tanjung Mas, Pos 4 yang tadinya di genangi air sudah kering.
“Air disini mulai surut tadi malam (Kamis) pukul 23.00 itu sudah tidak lagi impas ke jalan di Pos 4,” katanya.
Terlihat juga, masyarakat dari kaum buruh juga banyak yang keluar masuk ke dalam kawasan Industri Pelabuhan Tanjung Mas. Salah satu buruh garmen Zubaidah mengatakan, sebagian buruh di tempatnya bekerja diminta untuk melakukan bersih-bersih kantor.
“Ini belum masuk kerja, hari ini cuma diminta bersih-bersih saja karena airnya sudah tidak sedalam kemarin,” katanya.
Perempuan ini juga mengatakan, sebagian staf di tempatnya bekerja juga mulai beraktivitas meski belum normal seperti hari biasanya.
“Kalau buruh-buruhnya memang belum masuk, tapi sebagian staf yang kerja di kantor sudah masuk bekerja seperti biasa,” ujarnya.
Salah satu Security kawawan Pelabuhan Tanjung Mas, Arif mengatakan titik lokasi genangan diantaranya masih berada di depan Kawasan Lamicitra. Kemudian masuk ke dalam mengarah ke Terminal Pelabuhan.
“Titik yang masih terparah di Lamicitra. Masih sekitaran 60 sentimeter. Aktivitas belum semuanya normal. Kalau yang TPKS itu jalan, Pelindo tetep kegiatan,” imbuhnya.
Stok Bantuan Sembako Masih Melimpah
Sementara Kantor Kecamatan Semarang Utara masih terus mendapat saluran donasi sembako yang diperuntukan masyarakat terdampak banjir rob, pascatanggul jebol dikawasan Lamicitra, Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (23/5).
Dampak terjadinya banjir rob ini, Pemerintah bersama relawan juga mendirikan posko bantuan dan dapur umum, berpusat di Kantor Kecamatan Semarang Utara. Terlihat, bantuan sembako, diantara beras, gula termasuk mie instan masih banyak terbungkus di halaman Kantor Kecamatan, Jumat (27/5).
“Bantuan masyarakat masih mengalir terus. Situasi juga sudah normal. Air masih surut. Tapi ketika disaat genting kita turunkan,” kata Camat Semarang Utara, Aniceto Magno Da Silva.
Terlihat, bersamaan ini juga adanya bantuan masuk dari anggota komunitas yang menamakan 234 Solidarity Comunity, Peduli Banjir Rob Semarang. Menanggapi hal tersebut, Aniceto sangat mengapresiasi, yang telah peduli terhadap masyarakat kota Semarang, yang berdampak banjir.
“Jumlah logistik masih banyak ini. Masyarakat yang butuh nasi bungkus kita drop. Nanti kita koordinasi dengan RW, untuk pendistribusian, supaya bisa dimasak sendiri. Sembako ini untuk jaga bencana,” katanya.
Aniceto menambahkan, posko ini juga telah ditutup mulai Jumat (27/5). Alasan penutupan ini mengingat kondisi banjir sudah berangsur surut. Meski demikian, pihaknya akan melakukan pendistribusian terhadap warga yang terdampak.
“Warga yang terdampak kan di Bandarharjo, Tambaklorok, Kebonharjo. Selama lima hari, distribusi makanan juga terus disalurkan,” imbuhnya.
Kesempatan sama, Ketua Komunitas 234, Tanto Wahyu Utomo, mengatakan akan terus berkontribusi terhadap Kota Semarang, dalam membantu masyarakat yang mengalami bencana. Menurutnya, setiap tiga bulan sekali juga melakukan bakti sosial di berbagai tempat.
“Kalau ini, kita salurkan bantuan satu ton beras, minyak goreng, kopi, mi Instan. Harapan teman-teman, penyaluran ini tepat sasaran yang membutuhkan,” pungkasnya. (mha/bas)