
RADARSEMARANG.ID, Semarang – Kawasan pelabuhan Tanjung Mas Semarang Utara dikepung banjir rob, Senin (23/5). Ketinggian air banjir tersebut bervariasi. Genangan air paling tinggi mencapai 1,5 meter. Kedalaman ini berada di dalam kawasan Pelabuhan.
“Airnya dalam, sampai seleher orang dewasa. Sekitaran PT Best. Ketinggian sampai 1,5 meter,” ungkap Teguh kristianto, karyawan dari PT Best kepada Jawa Pos Radar Semarang, Senin (23/5).

Pria warga Sidodadi Semarang ini juga membeberkan, air banjir ini merupakan kiriman dari laut akibat jebolnya tanggul di kawasan Lamicitra, sekitar pukul 14.00. Air tersebut kemudian menggenangi kawasan pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
“Wah ini banjir paling parah, selama 10 tahun ini. Biasanya kan cuma bajir rob, setahun sekali. Tidak sampai dalam begini airnya. Arusnya air kenceng,” katanya.

Kejadian ini, para pekerja yang berada di kawasan pelabuhan ini langsung dipulangkan lantaran tidak bisa beraktivitas. Mereka terpaksa harus jalan kaki, untuk keluar menuju tempat aman, berada di bawah jembatan Pos 4, Jalan Arteri Yos Sudarso.
“Jalan kaki, kurang lebih 1 km, ya hampir 1 jam. Kalau naik motor ya pasti mogok mesinnya. Banyak juga kendaraan yang tertinggal di pabrik, gak tau nasibnya bagaimana,” bebernya.
Memang terlihat, banyak pekerja yang menuntun kendaraan menuju Pos 4, samping persis kampung Margorejo, Kelurahan Kemijen, Semarang Timur. Bersebelahan dengan Kebonharjo. Kemudian mereka menuju jalan Ronggowarsito, meski juga terdampak genangan air.
“Ini airnya naik, tadi masih kering, sekarang sudah tergenang air. Bisa saja sampai malam tambah kemana-mana airnya,” jelasnya.
Tak hanya itu, para pekerja pabrik juga banyak yang tertahan. Mereka belum berani keluar, lantaran air semakin tinggi. Ada juga yang nebeng truk trailer di bodi belakang dan depan.
“Jumlah pekerja di kawasan sini ya banyak banget, ribuan orang. Disini banyan perusahaan besar. Dikawasan Lamicitra ini banyak perusahaan garmen. Kalau satu pabrik saja bisa sampai 1 ribuan orang,” katanya.
Salah satu warga Candisari, Mulyadi mengaku was-was terhadap dua anaknya yang bekerja di perusahaan di dalam kawasan pelabuhan. Menurutnya, sampai sekitar pukul 16.30, belum keluar menuju Pos 4.
“Ini nunggu anak saya. Tadi pas kejadian, saya dihubungi terus saya datang kesini jemput. Tapi ini belum ada keluar, kerja di Fuji Metec. Saya telpon katanya gak berani keluar,” jelasnya.
Tidak hanya dua anaknya, diduga masih banyak para pekerja yang tertahan di dalam perusahaan Kawasan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.
Terlihat, lautan manusia banyak berjubel di bawah jembatan Pos 4. Terlihat juga, genangan air yang tadinya hanya berjarak 10 meter dari bawah jembatan Pos 4, semakin melebar ke pemukiman penduduk sekitarnya. Air di jalan Ronggowarsito, juga semakin mendekat di perlintasan Kebonharjo, mengarah Kota Lama.
“Ini parah. Sebelumnya juga pernah terjadi banjir bandang, tahun 89 dan 90 an. Ini juga sudah mulai masuk ke dalam rumah,” ungkap perempuan bernama Ery, pedagang di tepi Jalan Ronggowarsito.
Sedangkan kampung yang terdampak di Kebonharjo, Kemijen, Tambaklorok, Kalibaru, dan kawasan yang utamanya bersebelahan dengan Jalan Raya Arteri Yus Sudarso. Nunik, Margorejo, Kemijen, mengakui meninggalkan rumah, lantaran sudah tergenang air.
“Ketinggian air, sampai seukuran perut. Ini jalan depan rumah saja juga tinggi, diatas perut. Sementara numpang di saudara,” katanya.
Terlihat sampai petang, aktifitas di dalam kawasan Pelabuhan dan pemukiman jalan Arteri Yos Sudarso dan Jalan Ronggowarsito lumpuh. Jalanan tak dapat dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat, hanya kendaraan besar atau truk trailer.
Sedangkan, berdasarkan data sementara dari BPBD Kota Semarang titik lokasi banjir berada di Depan Pos 1, Depan Polsek KPTE, Jalan Coaster, Jalan Deli, Dermaga Nusantara, Terminal Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kawasan Lamicitra, Dog Koja Bahari. Jalan Yos Sudarso, Jalan Ampera, Ketinggian air mulai dari 50 senti meter sampai 1,5 meter. (mha/bas)