
RADARSEMARANG.ID – Kota Semarang menginjak usia ke-475 pada Senin (2/5) lalu. Namun upacara peringatan hari jadi Kota Semarang baru dilaksanakan Rabu (11/5) hari ini di halaman Balai Kota Semarang.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan, jika melihat perjalanan Ibu Kota Jateng ini sangat luar biasa, di mana ada perjalanan yang positif maupun negatif. Dalam momentum hari jadi kali ini, kata dia, perjalanan atau pengalaman negatif ini harus diperbaiki bersama untuk kemajuan kota.

“Sementara yang positif ini harus ditingkatkan agar kehidupan nyaman, warganya sehat dan sejahtera. Ambil saja contoh, Semarang beberapa waktu lalu cukup gersang sehingga kita genjot penghijuan agar lebih hijau dan asri,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang, Selasa (10/5).
Dengan bertambahnya umur, lanjut pria yang akrab disapa Hendi ini, dari sisi kesehatan, yakni pengalaman menghapi pandemi Covid-19 kurang lebih dua tahun, ia berharap bisa kembali menata kembali Kota Semarang agar bisa bangkit.

“Salah satunya adalah dengan tetap menjaga diri dan menerapkan prokes. Intinya adalah hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini,” tegasnya.
Disinggung terkait pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, Hendi menjelaskan jika masih banyak target yang belum tercapai, salah satunya di bidang infastruktur. Pandemi Covid-19 membuat kondisi keuangan terdampak. Anggaran yang sudah direncanakan pun berkurang, karena penerimaan yang sedikit, dan tak sedikit pula yang dialihkan ke kesehatan atau penanganan Covid-19.
“Tahun 2021 kemarin, ada refocusing. Banyak yang belum bisa kita kerjakan. Namun tahun ini sudah mulai ada pertumbuhan ekonomi, dari minus 0 koma sekian, saat ini naik menjadi 5 koma sekian persen. Harapannya, tentu tahun ini menjadi tahun kebangkitan ekonomi,” harapnya.
Diakui, beberapa proyek strategis belum bisa dilaksanakan. Padahal dari segi masa jabatannya, hanya tersisa tahun ini, 2023, serta 2024 mendatang. Untuk itu, Hendi mengaku bakal menggunakan proyek prioritas untuk dikerjakan dan melihat kemanfaatan bagi masyarakat luas.
Ia mencontohkan, beberapa proyek seperti Underground Simpang Lima belum teralisasi, Semarang Outer Ring Road (SOTR) yang terdampak, pembangunan LRT yang sebenarnya sudah terencanakan pun terdampak oleh Covid-19.
“Tahun ini kita prioritasnya pengembangan SDM, dari visi dan misi kampanye saya dulu infrastuktur ada di misi ke empat. Nah kita fokuskan ke infrastruktur monumental, misalnya Underground Simpang Lima yang kita tawarkan investor, SOTR yang mintip-mintip tapi menjauh, tapi kita tidak patah semangat, akan kita follow up lagi dan maksimalkan,” tandasnya. (den/aro)