
RADARSEMARANG.ID, SEMARANG – Selama enam tahun kepemimpinan Wali Kota Hendrar Prihadi dan Wakil Wali Kota Hevearita G Rahayu, Kota Semarang mengalami peningkatan pesat di bidang infastruktur, sarana serta prasarana. Berbagai peningkatan tersebut, membuat Ibu Kota Jateng kini menjadi kota wisata sekaligus magnet investari bagi pemilik modal.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Sih Rianung mengatakan, atas perintah wali kota dan wakil wali kota, berbagai inovasi untuk mempercantik wajah kota, infastruktur dan lainnya meningkat. Salah satunya adalah pembuatan Semarang Bridge Fountain (SBF) yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

“Dengan wajah kota yang indah, taman yang punya nilai artistik dengan penanaman pohon pule dan tabebuya, ditunjang dengan infastruktur yang terus dibangun, menjadikan Semarang memiliki daya tarik wisata maupun investasi,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Rianung menjelaskan, DPU Kota Semarang memiliki tugas lain selain membangun jalan, jembatan ataupun infastruktur lainnya. Yakni memastikan jalan tetap mulus dan saluran air berjalan sebagaimana mestinya. Semua itu dapat diketahui melalui kanal pengaduan Lapor Hendi.

“Dalam kanal ini, masyarakat bisa melaporkan jalan yang rusak atau saluran dan jalan yang menggenang. Kami punya tim untuk menambal jalan yang rusak, serta pembersihan saluran jika ada genangan. Saat bencana juga siap turun tangan. Intinya DPU ada dan siap memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.
Disinggung proyek besar atau monumental yang akan dilakukan pada tahun ini, Rianung menyebut salah satunya adalah melanjutkan proyek pembangunan Jembatan Kaca Tinjomoyo yang belum lama ini putus kontrak. Selain itu, ada peningkatan Jalan Gajah dan realisasi jalam tembus Jangli.
“Saat ini proyek ini sedang dilakukan dan masuk persiapan lelang. Kita memang tidak berbicara proyek besar atau kecil, namun apa yang dibutuhkan masyarakat seperti aksesbilitas kami anggarkan dan realiasikan pembangunannya,” tuturnya.
Pelebaran Jalan Gajah, kata dia, dibutuhkan karena saat ini kerap menjadi pusat kemacetan. Sementara jalan tembus Jangli-Banyumanik dibutuhkan untuk memangkas waktu perjalanan. Belum lama ini, Kota Semarang berhasil membangun Jalan Sriwijaya yang akan dijadikan Simpang Lima kedua agar perputaran ekonomi berjalan lebih kencang.
Terkait pekerjaan rumah yang harus dilakukan, Rianung menyebut tentang pengelolaan air di Ibu Kota Jateng ini agar tidak ada genangan atau banjir. Kerja keras dari DPU sendiri berhasil memperkecil luasan banjir, misalnya berkolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana.
“Kami harap tanggul laut bisa teralisasi dan mengurangi genangan di wilayah timur. DPU berperan sebagai support data, pembebasan lahan dan pembangunan dilakukan oleh pemerintah pusat,” katanya.
Untuk penanganan banjir di wilayah barat yakni Mangkang dan sekitarnya, saat ini sudah dilakukan normalisasi di Sungai Beringin. Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan BBWS agar bisa melakukan normalisasi di Sungai Plumbon.
“Kita terus berkoordinasi agar normalisasi bisa cepat selesai di Beringin. Termasuk menyiapkan anggaran pembebasan lahan. Selain itu untuk Sungai Plumbon, masih mengomunikasikan agar pusat bisa turut melakukan normalisasi,” pungkasnya. (den/ida)